Perencanaan Ulang Struktur Gedung Jurusan Teknik Sipil Polban menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus Berdasarkan SNI 2847:2019

Format: Bachelors
Terbitan: #CREATOR_ORGNAME# , 2020
Subjects:
Online Access: http://digilib.polban.ac.id\/download.php?id=37524
Daftar Isi:
  • Gedung Jurusan Teknik Sipil POLBAN adalah gedung 3 lantai dengan struktur utamanya yaitu beton bertulang yang berpedoman pada SNI 2847:2002 serta untuk desain gempa berpedoman pada SNI 03-1726-2002. Faktor keutamaan gempa SNI 03-1726-2012 lebih besar 50% dari SNI 03-1726-2002, sedangkan faktor redundansi SNI 03-1726-2012 lebih besar 30% dari SNI 03-1726-2002. Perencanaan ulang struktur gedung yang berpedoman pada SNI 2847:2019 dan SNI 03-1726-2012 bertujuan untuk mengetahui kapasitas struktur serta perbandingan kebutuhan tulangan dari gedung tersebut. Proses perencanaan ulang ini meliputi pemodelan gedung dengan program ETABS 2013 menggunakan data dimensi dan material properties dari gedung eksisting. Setelah itu dilakukan input beban-beban yang bekerja pada bangunan berupa beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa. Lalu, dilakukan proses running dengan hasil akhir berupa gaya-gaya dalam dan kebutuhan tulangan yang diperlukan pada struktur. Hasil gaya-gaya dalam tersebut digunakan untuk membandingkan gaya-gaya dalam nominal terhadap gaya-gaya yang terfaktor (ultimate). Tulangan yang dipakai dihitung secara manual berdasarkan SNI 2847:2019. Hasil perencanaan ulang menunjukkan bahwa kapasitas struktur Gedung Jurusan Teknik Sipil tidak memenuhi syarat kekuatan desain lentur, geser dan torsi pada elemen balok dan kolom yang disyaratkan oleh SNI 2847:2019. Perbandingan kebutuhan tulangan antara SNI 2847:2002 dan SNI 2847:2019 pada elemen balok mengalami kenaikan sebesar 27,9% untuk tulangan lentur (sudah termasuk torsi), dan 56,77% untuk tulangan geser (sudah termasuk torsi). Pada elemen kolom, tulangan torsi tidak diperlukan (Tu<ØTth), sedangkan tulangan lentur mengalami kenaikan sebesar 26,307% dan tulangan geser sebesar 9,545% . Kebutuhan tulangan pelat mengalami kenaikan sebesar 20%.