Analisis Break Even Point (BEP) untuk Membantu Manajemen dalam Perencanaan Laba yang Optimal pada Departemen Milk Processing BMC - PT Aronesia

Format: Bachelors
Terbitan: #CREATOR_ORGNAME# , 2017
Subjects:
Online Access: http://digilib.polban.ac.id\/download.php?id=9949
Daftar Isi:
  • Departemen Milk Processing BMC - PT Agronesia lebih menitikberatkan kepada pengolahan susu murni sampai dengan produk olahan susu lainnya. Produk susu yang dihasilkannya berupa susu segar pasteurisasi sedangkan produk olahan susu seperti Yoghurt, Kefir, Milk Ice Cream, Shallimar, Milk Shake, Yoghurt Shake, dan lainnya. Namun pokok pembahasan dalam penelitian ini hanya mencakup produk milkcup saja. Sejauh ini perusahaan belum melakukan perhitungan analisis titik impas untuk penjualan milkcup tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengangkat topik dengan judul penelitian "Analisis Break Even Point (BEP) untuk Membantu Manajemen dalam Perencanaan Laba yang Optimal pada Departemen Milk Processing BMC - PT Agronesia". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perhitungan titik impas di perusahaan, serta untuk mengetahui bagaimana peranan analisis titik impas tersebut sebagai alat bantu manajemen dalam merencanakan laba yang optimal pada Departemen Milk Processing BMC - PT Agronesia. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dengan studi kasus yang mempunyai tujuan untuk mengetahui posisi titik impas perusahaan sebagai alat untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Yang pertama kali penulis lakukan sebelum melakukan perhitungan analisis titik impas di Departemen Milk Processing BMC - PT Agronesia adalah melakukan penggolongan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Dalam melakukan penggolongan biaya, penulis memisahkan biaya semivaribel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square). Berdasarkan data dan perhitungan yang telah diperoleh, biaya tetap pada tahun 2012 adalah Rp 1.192.886.933 dan biaya variabel sebesar Rp 7.137.066.157. Tahap selanjutnya dari analisis ini adalah melakukan analisis titik impas. Hasil perhitungan titik impas pada tahun 2012 adalah Rp 6.709.078.720 atau sebanyak 5.958.329 cup. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa perusahan harus mencapai penjualan sebesar titik impas agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Kata Kunci : Perencanaan laba, Analisis titik impas.