Pengaruh Model Difraksi Terhadap Perambatan Gelombang Detonasi pada Campuran Bahan Bakar Hidrogen-Oksigen dengan Diluent Argon

Format: jou
Terbitan: , 2015
Subjects:
Daftar Isi:
  • Pada sistem pembakaran supersonik, shock wave dan reaction wave merambat dengan kondisi berhimpit dengan kecepatan di bawah 1 mikro detik. Shock wave yang memiliki tekanan tinggi hingga mencapai 20 kali tekanan awal akan membahayakan bagi keselmatan manusia jika kecelakaan detonasi terjadi. Dengan demikian diharapkan kecelakan yang diakibatkan oleh gelombang detonasi akan dapat dihindari atau diminimalisasi. Hal ini dilakukan dengan cara mengubah gelombang detonasi. Pada eksperiman ini, model diuji pada popa uj detonasi (PUD) horizontal berpenampung lingkaran dengan dimater dalam 50 mm dan panjang 6.300 mm yang terdiri dari seksi driver sepanjang 1000 mm. seksi driven sepanjang 5300 mm. Pada seksi driven dipasang model fascing step 50% dengan bahan aluminium sepanjang 300 mm. Empat unit sensor tekanan yang berfungsi untuk mendeteksi waktu kedatangan flame front, dipasang masing-masing 2 unit di upstream dan 2 unit di downstream dari model dengan posisi saling berhadapan. Campuran bahan bakar untuk seksi driver yang digunakan pada experimen ini adalah campuran hidrogen dan oksigen dengan kondisi stokiometrik dan tekanan awal 100 kPa untuk menjamin terjadinya detonasi pada seksi driver, sedangkan pada seksi driven campuran bahan bakar yang digunakan adalah campuran hidrogen-oksigen dengan diluent argon pada variasi tekanan awal mulai 20 kPa hingga 100 kPa. Dari hasil penelitian diperoleh 3 mekanisme perambatan gelombang detonasi di belakang model facing step 10%, yaitu a) Reinisiasi detonasi oleha danya DDT, yaitu kondisi merambatnya kembali gelombang detonasi akibat proses deflagration to detonation transition di daerah downstream dari model setelah sebelumnya quenching detonasi akibat gelombang ekspnasi, b) Reinisasi detonasi oleh adanya S-W, kondisi merambatnya kembali gelombang detonasi akibat adanya interaksi gelombang kejut dengan dinding pipa, c) transmisi detonasi, merupakan proses perambatan gelombang detonasi tanpa melalui proses quenching di daerah downstream dari model.