Pembuatan Edible Film Antibakteri Berbahan Dasar Pektin Albedo Semangka, Sagu, dan Ekstrak Bawang Putih
Format: | Bachelors |
---|---|
Terbitan: |
#CREATOR_ORGNAME#
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.polban.ac.id\/download.php?id=29822 |
Daftar Isi:
- Albedo semangka merupakan limbah yang mengandung pektin sebesar 21,03%. Pektin dapat digunakan sebagai bahan baku tambahan dalam pembuatan edible film dari pati untuk meningkatkan karakteristik mekanik berupa kuat tarik film. Penambahan plasticizer bertujuan untuk meningkatkan elastisitas edible film. Plasticizer yang umum digunakan adalah gliserol dan sorbitol. Zat aditif seperti antimikroba perlu ditambahkan untuk meningkatkan keamanan kemasan makanan. Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu bahan alam yang berfungsi sebagai antimikroba karena mengandung allicin. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak bawang putih dan jenis plasticizer yang menghasilkan karakteristik mekanik edible film albedo semangka terbaik, dan juga mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak bawang putih di dalam edible film pektin albedo semangka. Variabel kontrol pada penelitian ini meliputi komposisi sagu 2% (b/v), pektin 30% (b/b pati), CaCl2 1,6% (b/b pektin), sedangkan variabel bebas meliputi ekstrak bawang putih (0% ; 2,5% ; 5% ; 7,5% ; 10%) dan jenis plasticizer (gliserol, sorbitol). Karakteristik mekanik yang diamati meliputi ketebalan (mm), kuat tarik (kgf/cm2), elongasi (%), Water Vapour Transmission Rate (WVTR) (g/m2.jam), dan zona hambat bakteri (mm). Zona hambat bakteri diukur dengan metode difusi sumuran dan difusi cakram menggunakan bakteri Escherichia coli. Edible film yang memiliki karakteristik mekanik terbaik yaitu ketebalan 0,145 mm, kuat tarik 366,4 kgf/cm2, elongasi 35,4%, WVTR 95,3 (g/m2.jam), dan zona hambat bakteri 16,5 mm (metode sumuran) adalah sampel dengan konsentrasi ekstrak bawang putih 10% dan plasticizer gliserol. Konsentrasi ekstrak bawang putih sebesar 0% sampai 5% dalam edible film dikategorikan tidak memiliki daya hambat bakteri, konsentrasi 7,5% memiliki daya hambat lemah, dan konsentrasi 10% memliki daya hambat sedang.