TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KELANGKAAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) JENIS SOLAR BERSUBSIDI Study Di Kota Pontianak
Main Author: | HARDIK, SH. A.21211065, Jurnal Mahasiswa S2 Hukum UNTAN |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Jurnal NESTOR Magister Hukum
, 2014
|
Online Access: |
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/nestor/article/view/4216 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/nestor/article/view/4216/4242 |
Daftar Isi:
- ABSTRACTThis study aims to determine: 1) the determination of the distribution of subsidized diesel in Pontianak, 2) the factors that cause difficult to get subsidized diesel fuel in Pontianak. 3) efforts should be made to this policy of subsidized diesel distributors can meet the needs of people in the city of Pontianak. The research was conducted in Pontianak and Pertamina Depot Fuel Filling Station (SPBB) in Pontianak, namely PT. Wana Patra, PT. Indo Mitra, PT. Unified Human Settlements, PT. Kapuas Mandiri and PT. Dian Patria. Data collection methods used were interviews, questionnaires, and direct observations. The data obtained in qualitative analysis. The results showed that the determination of the distribution of subsidized diesel based community needs Pontianak, where the public monthly subsidized diesel takes about 5000-6000 liters, while the average sales at gas stations in the city of Pontianak only 1,974 kl / month. Thus between the needs of society with average sales at gas stations in the city of Pontianak yet balanced. Barriers in the distribution of subsidized diesel fuel in Pontianak, causing shortages due to the following matters: 1) Public consumption will fuel (fuel oil) continues to increase, 2) capacity refinery production of PT Pertamina (Persero) is limited, 3) Means and distribution facilities have solar maximum, 4) Inclement weather that interfere with the distribution of (nature factor), 5) The government plans to raise the price of diesel that caused panic buying, 6) The existence of irregularities in the distribution of fuel oil in Pontianak. The efforts made by the distributor of subsidized diesel to meet the needs of people in Pontianak perform optimally in terms of service to prevent diesel fuel scarcity (preventive), by maximizing the solar stocks and implement the service in case there has been a shortage of diesel in the city of Pontianak (repressive), by asking the help of solar stock to another Pertamina Depot-Depot nearest prendistribusian solar system and set it in turns to supply diesel from refineries and refineries Palembang Ridesharing Bintan Tanjung Uban Riau Islands province back to normal.Keywords: Scarcity in the distribution of subsidized diesel3A B S T R A KPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) penentuan distribusi jenis solar bersubsidi di Kota Pontianak, 2) faktor-faktor yang menjadi penyebab sulit mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi di Kota Pontianak. 3) upaya-upaya yang harus dilakukan agar kebijakan distributor solar bersubsidi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Pontianak. Penelitian ini dilakukan di Depot Pertamina Pontianak dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB) di Kota Pontianak, yaitu PT. Wana Patra, PT. Indo Mitra, PT. Cipta Karya Bersatu, PT. Kapuas Mandiri dan PT. Dian Patria. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuesioner, dan pengamatan langsung. Data yang diperoleh di analisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan distribusi jenis solar bersubsidi didasarkan kebutuhan masyarakat Kota Pontianak, di mana dalam setiap bulannya masyarakat membutuhkan solar bersubsidi sekitar 5.000 6.000 kiloliter, sedangkan rata-rata hasil penjualan pada SPBU yang ada di Kota Pontianak hanya 1.974 kiloliter/bulan. Dengan demikian antara kebutuhan masyarakat dengan rata-rata penjualan pada SPBU yang ada di Kota Pontianak belum seimbang. Hambatan dalam pendistribusian BBM jenis solar bersubsidi di Kota Pontianak sehingga menyebabkan kelangkaan dikarenakan hal-hal sebagai berikut : 1) Konsumsi masyarakat akan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang terus meningkat, 2) Kapasitas produksi kilang PT Pertamina (Persero) terbatas, 3) Sarana dan fasilitas pendistribusian solar belum maksimal, 4) Cuaca buruk yang mengganggu distribusi (nature factor), 5) Adanya rencana pemerintah menaikkan harga solar yang menyebabkan terjadinya panic buying, 6) Adanya penyimpangan dalam distribusi bahan bakar minyak di Kota Pontianak. Adapun upaya yang dilakukan distributor solar bersubsidi agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Pontianak melaksanakan pelayanan secara optimal dalam hal mencegah terjadinya kelangkaan solar (preventif), yaitu dengan memaksimalkan stock solar dan melaksanakan pelayanan dalam hal telah terjadi kelangkaan solar di kota Pontianak (represif), yaitu dengan meminta bantuan stock solar ke Depot-Depot Pertamina lain yang terdekat dan mengatur sistem prendistribusian solar secara bergiliran sampai suplai solar dari Kilang Pelaju Palembang dan Kilang Tanjung Uban Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau kembali normal.Kata Kunci : Kelangkaan dalam pendistribusian solar bersubsidi