Aplikasi Root Zone Cooling System Untuk Perbaikan Pembentukan Umbi Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum)

Main Authors: ., Nurwahyuningsih; Institut Pertanian Bogor, Suhardiyanto, Herry; Institut Pertanian Bogor, ., Sobir; Institut Pertanian Bogor
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: PERTETA , 2017
Subjects:
Online Access: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep/article/view/18499
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep/article/view/18499/13071
Daftar Isi:
  • Abstract The aim of this research can be formulated as follows: to analyze the effect of different root zone temperature to some extent the temperature is 10oC, 15oC, control and vernalization of plant growth and the formation of shallot bulbs by using aeroponic system. The experimental design used was a draft Plots Divided (Split Plot Design), which is arranged in a randomized block design with four replications. The main plot is a vernalization treatment (without vernalization and with vernalization). The subplots in the form of a nutrient solution temperature at 10oC, 15oC, and without cooling system as a control. The parameters measured were the number of leaves, the number of tillers, the number of bulbs, the weight of bulbs and the wet weight of root. There are no interaction between the annealing temperature by vernalization to the number of leaves, the bulb number, the weight of bulbs, and the weight of the roots. Cooling temperatures nutrient solution to improving root growth and bulb formation of shallot. Optimal root growth can improve nutrient uptaken by plants then can improve plant growth and bulb yield larger and heavier. Temperatures suitable for shallot cultivation in lowland tropical for producing tubers with quenching temperature is 10°C, non vernalization.Abstrak Tujuan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: menganalisa pengaruh perbedaan suhu zona perakaran dengan beberapa taraf suhu yaitu 10oC, 15oC, kontrol dan vernalisasi terhadap pertumbuhan tanaman bawang merah dan pembentukan umbi dengan menggunakan aeroponik sistem. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design), yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan. Petak utama adalah perlakuan vernalisasi (tanpa vernalisasi dan dengan vernalisasi). Anak petak berupa suhu pendinginan larutan nutrisi 10oC, 15oC, dan tanpa pendinginan sebagai kontrol. Parameter yang diamati adalah jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, berat umbi, dan berat basah akar. Tidak terjadi interaksi antara suhu pendinginan dengan vernalisasi terhadap jumlah daun, jumlah umbi, bobot umbi, dan berat akar. Pendinginan suhu larutan nutrisi mampu meningkatkan pertumbuhan perakaran dan pembentukan umbi tanaman bawang merah. Pertumbuhan akar yang optimal mampu meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman yang dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman, menghasilkan umbi yang lebih besar dan lebih berat. Suhu yang cocok untuk budidaya bawang merah didataran rendah tropika basah untuk memproduksi umbi adalah dengan pendinginan suhu 10oC, non vernalisasi.