STATUS KEBERLANJUTAN PERIKANAN TUNA MADIDIHANG (THUNNUS ALBACARES) DI TELUK TOMINI KABUPATEN BOALEMO
Main Author: | ARSALAM MOO, ZULKIFLI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Image Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/9744/ |
Daftar Isi:
- ABSTRAK ZULKIFLI ARSALAM MOO. Status Keberlanjutan Perikanan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) di Teluk Tomini Kabupaten Boalemo. Dibimbing oleh Syamsu Alam Ali dan Faisal Amir. Keberlanjutan perikanan tuna madidihang ditentukan oleh interaksi antara faktor biotik, abiotik, dan manusia sebagai sistem perikanan. Secara alamiah, pengelolaan sistem perikanan tidak dapat dilepaskan dari tiga dimensi yang tidak terpisahkan satu sama lain yaitu dimensi sumberdaya perikanan dan ekosistemnya, dimensi pemanfaatan sumberdaya perikanan untuk kepentingan sosial ekonomi masyarakat, dan dimensi kebijakan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis status keberlanjutan pengelolaan perikanan tuna madidihang berdasarkan dimensi biologi sumberdaya ikan, teknologi penangkapan, dan kelembagaan, (2) Menganalisis status keberlanjutan pengelolaan perikanan tuna madidihang secara multidimensi (3) Merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan perikanan tuna madidihang berbasis ekosistem di Teluk Tomini Kabupaten Boalemo. Penelitian ini menggunakan teknik RAPFISH, satu teknik analisis kuantitatif yang digunakan untuk menentukan status keberlanjutan suatu sumberdaya perikanan. Teknik RAPFISH dalam penelitian ini didukung oleh analisis Multi Dimensional Scalling (MDS) dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk indeks dan status keberlanjutan. Analisis leverage dan Monte Carlo digunakan untuk mengetahui atribut-atribut yang sensitif terhadap indeks dan status keberlanjutan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi biologi berada pada status yang berkelanjutan, dimensi teknologi penangkapan berada pada status yang tidak berkelnajutan, dan dimensi kelembagaan dengan status yang berkelanjutan. Dari 19 atribut yang dianalisis, terdapat 6 faktor atau atribut yang sensitif terhadap indeks dan status keberlanjutan, sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan atau intervensi terhadap atribut-atribut tersebut untuk meningkatkan indeks dan status keberlanjutan. Nilai keberlanjutan secara keseluruhan (multidimensi) menunjukkan bahwa pengelolaan perikanan tuna madidihang tergolong kategori buruk.