KESTABILAN SUDUT ROTOR PADA SISTEM KELISTRIKAN SUL-SEL

Main Author: ADRIANI, ADRIANI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book Image
Bahasa: ind
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/9114/
Daftar Isi:
  • ADRIANI, Kestabilan Sudut Rotor pada Sistem Kelistrikan SUL-SEL (dibimbing oleh Nadjamuddin Harun dan Rhiza S. Sadjad). Stabilitas sistem tenaga lisitrik merupakan karakteristik sistem tenaga yang memungkinkan mesin bergerak serempak dalam sistem pada operasi normal dan dapat kembali dalam keadaan seimbang setelah terjadi gangguan. Hal ini menjadi perhatian dalam sistem interkoneksi karena Generator sinkron dapat mengalami kehilangan sinkronisasi sehingga sistem tidak stabil. Sistem kelistrikan Sulawesi Selatan terdiri dari sejumlah unit pembangkit dan membentuk sistem interkoneksi untuk melayani pusat-pusat beban. Bertambahnya beban yang terus meningkat dari sistem tenaga listrik saat ini dituntut untuk menghasilkan kualitas daya dan keandalan yang baik sehingga kestabilan sistem tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor yang mempengaruhi kestabilan sudut rotor, (2) Menganalisis kestabilan transient sistem kelistrikan menggunakan parameter kestabilan sudut rotor. (3) Untuk menentukan besarnya lama waktu pemutusan kritis gangguan setiap bus atau jaringan yang mengalami gangguan besar pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kestabilan sudut rotor saat terjadi gangguan disekitar saluran bus Tello 150 kV, pembangkit yang berada pada bus Sengkang yang mengalami respon tercepat terhadap gangguan. demikian halnya pada saat gangguan di bus Sungguminasa di saluran Sungguminasa-Tello,maka Generator di bus sengkang mengalami gangguan tercepat dimana waktu pemutusan yang diperoleh adalah 0.1865 detik. Hal ini dipengaruhi oleh (a) Lama waktu gangguan mempengaruhi kestabilan sudut rotor dari semua pembangkit. Semakin lama gangguan maka akan membuat sudut rotor menuju kekondisi tidak stabil. (b) Letak gangguan mempengaruhi kestabilan sudut rotor dari semua pembangkit. Semakin dekat gangguan terjadi terhadap pembangkit, maka waktu pemutusan kritis yang diperoleh semakin cepat, sehingga kecendrungan sistem tidak stabil semakin besar. (2) Waktu pemutusan kritis tercepat diperoleh bila terjadi hubung singkat 3 fasa pada saluran Tello-Sungguminasa 150 kV di dekat bus Sungguminasa yaitu sebesar 0.1865 detik dengan perolehan sudut pemutusan kritis sebesar . (3) Penentuan waktu pemutusan kritis dilakukan dengan menggunakan metode step by step (langkah demi langkah) hingga diperoleh waktu Kata Kunci : Power flow, Stabillitas Transien, sudut rotor, gangguan, waktu pemutusan,