STATUS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN TERBANG (Hirundicthys oxycephalus) BERDASARKAN DIMENSI EKOLOGI, BIOLOGI, DAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN DI SELAT MAKASSA
Main Author: | Adhitya Chandra Halim, Andi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book Image |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/8492/ |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Andi Adhitya Chandra Halim L21109260 status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya ikan terbang (hirundicthys oxycephalus) berdasarkan dimensi ekologi, biologi, dan teknologi penangkapan di selat Makassar. Dibimbing oleh Syamsu Alam Ali (Pembimbing Utama) Dewi Yanuarita (Pembimbing Anggota). Perikanan ikan terbang di Selat Makassar merupakan sumber ekonomi bagi sebagian nelayan yang mendiami wilayah pesisir Sulawesi Selatan dan Barat. Tingginya harga telur ikan mengakibatkan ikan terbang menjadi buruan utama nelayan. Kegiatan penangkapan yang dilakukan nelayan bersifat open acces dan mengakibatkan overfishing, sehingga dibutuhkan upaya pengelolaan ikan terbang secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk : a) mengetahui status keberlanjutan perikanan ikan terbang berdasarkan pendekatan ekologi, biologi, dan teknologi penangkapan; dan b) merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan ikan terbang di Selat Makassar. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan melalui survey dan wawancara langsung pada nelayan dan tokoh nelayan serta staf Dinas Kelautan dan Perikanan, sedangkan data sekunder mengenai pengelolaan perikanan ikan terbang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan setiap Kabupaten, Lembaga Perguruan Tinggi, LSM setempat, dan jurnal atau publikasi terkait pengelolaan yang berkaitan dengan penangkapan ikan terbang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Rap Flyng Fish yang dimodifikasi dari metode Rapfish (Rapid Appraisal for Fisheries Suistainability) dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi sebesar 81,04 % (sangat baik), dimensi biologi 40,02 % (buruk), dan indeks keberlanjutan dimensi teknologi penangkapan 32,86 % (buruk). Nilai total indeks keberlanjutan pengelolaan perikanan ikan terbang di berbagai dimensi adalah 46.60 % (kategori buruk). Pengelolaan ikan terbang di Selat Makassar belum mendapat perhatian serius misalnya, perkembangan alat tangkap bale-bale secara tak terkendali yang telah menggantikan pakkaja sebagai alat pengumpul telur, karena Bale-bale memiliki kapasitas penangkapan telur sangat tinggi, yang mencapai 150-200 kg /trip sedangkan pakkaja hanya 50-75 kg/trip yang menyebabkan terjadinya degradasi stok, sehingga perlu mensosialisasikan kembali alat tangkap pakkaja sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan.