HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN FAKTOR LAINNYA DENGAN ANGKA KEJADIAN DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA (DK-AK) PADA PEKERJA DI MOTOR VEHICLE REPAIR (MVR) INDUSTRI DI MAKASSAR PADA TAHUN 2013

Main Author: HUEI, TAN BIH
Format: Thesis NonPeerReviewed Book Image
Bahasa: ind
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/8475/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Bersamaan dengan meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi maupun industri. Dengan adanya perubahan tersebut, maka konsekuensinya adalah terjadinya perubahan kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Salah satu industri yang berkembang dengan pesat saat ini adalah motor vehicle repair (MVR) industri. Proses industri yang menggunakan tenaga kerja, terutama yang berhubungan dengan bahan kimia, mempunyai potensi bahaya yang berisiko tinggi. Penyakit kulit yang paling sering muncul di industri MVR adalah dermatitis okupasi atau dermatitis kontak akibat kerja. Dermatitis kontak akibat kerja (DKAK) yang merupakan salah satu penyakit kelainan kulit yang sering timbul pada industri dapat menurunkan produktifitas pekerja. DK-AK terjadi karena pekerja mengalami kontak dengan bahan kimia, termasuk benzene, kerosene, oli, anti-karat (nox rust), dan pelarut organik yang menimbulkan kelainan kulit. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi DK-AK pada pekerja khususnya teknisi yang terpajan bahan kimia di motor vehicle repair (MVR) industri di Makassar. Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan desain cross sectional yang bersifat analitik.Jumlah sampel sebanyak 35 responden. Teknik pengambilan sampel diambil secara consecutive sampling. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 16, kemudian dilakukan analisis data menggunakan program yang sama. Hasil : Dari 35 responden sebanyak 20 responden mengalami DK-AK dan sisanya sebanyak 15 responden tidak mengalami DK-AK. Berdasarkan usia, dari total 20 responden yang mengalami DK-AK, 11 responden berusia ≤30 tahun dan sebanyak 9 responden berusia >30 tahun. Berdasarkan masa kerja, dari total 20 responden yang mengalami DK-AK, 6 responden bekerja <1 tahun dan sebanyak 14 responden bekerja ≥1 tahun. Berdasarkan pemakaian alat pelindung diri, dari total 20 responden yang mengalami DK-AK, 18 responden tidak memakai APD dan sebanyak 2 responden kadang-kadang memakai APD. Berdasarkan frekuensi paparan, dari total 20 responden yang mengalami DK-AK, 1 responden terpapar dengan bahan kimia <5 kali/hari, 9 responden terpapar dengan bahan kimia 5-8 kali/hari, dan 10 responden terpapar dengan bahan kimia >8 kali/hari. Berdasarkan riwayat atopi, dari total 20 responden yang mengalami DK-AK, 11 responden memiliki riwayat atopi, dan 9 responden tidak memiliki riwayat atopi.