Pengaruh Berat Badan Berlebih Terhadap Nilai Tekanan Intraokular: Kajian Sistematis dan Meta-Analisis
Main Author: | Makkaraka, Moh Anfasa Giffari Makkaraka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Image Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/841/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Tekanan Intraokular (TIO) merupakan suatu nilai tekanan cairan yang berada di dalam bola mata. Peningkatan dari TIO dapat memberikan penekanan dan kerusakan pada struktur yang berada dalam bagian bola mata. Tekanan intraokuler yang lebih tinggi dari nilai normal dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada struktur mata, dan merupakan salah satu faktor risiko utama penyebab terjadinya glaukoma dan kebutaan. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat penyakit Glaukoma. Beberapa studi menunjukkan bahwa berat badan berlebih dipercaya mampu meningkatkan risiko peningkatan TIO yang dapat menyebabkan glaukoma. Oleh karena itu, kajian sistematis dan meta-analisis ini bertujuan untuk melihat berat badan berlebih terhadap nilai TIO pada mata. Metode: Pada literatur ini dilakukan pencarian studi literatur menggunakan kata kunci yang sesuai topik, kemudian dilakukan penyaringan dengan kriteria yang telah ditentukan. Meta analisis dilakukan dengan memasukkan nilai TIO pada kelompok berat badan berlebih dan berat badan normal untuk mengukur mean difference (selisih rata – rata nilai antar kelompok). Hasil: Dari 2179 studi diperoleh 7 studi yang sesuai kriteria kemudian dilakukan sintesis kuantitatif meta analisis. Hasilnya menunjukkan mean difference 1.74 (95% CI: 1.04-2.45) pada kelompok berat badan berlebih terhadap kelompok berat badan normal. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antar berat badan berlebih dan peningkatan nilai TIO. Kesimpulan: Berdasarkan sintesis dari kajian sistematis ini, dapat disimpulkan bahwa, indeks massa tubuh ataupun berat badan berlebih dapat meningkatkan nilai TIO sebagai faktor risiko utama terjadinya glaukoma.