STRATEGI MANAJEMEN RISIKO OPERASIONAL PADA RUMAH SAKIT (Studi Perbandingan Rumah Sakit di Kota Makasssar)

Main Author: WAHIDIYAH, DWI RETNO NUROTUL
Format: Thesis NonPeerReviewed Image Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/8195/
Daftar Isi:
  • ABSTRAK DWI RETNO NUROTUL WAHIDIYAH, Strategi Manajemen Risiko Operasional pada Rumah Sakit (Studi Perbandingan Rumah Sakit di Kota Makassar) (dibimbing oleh Rahman Kadir dan Yansor Djaya). Penelitian mengenai manajemen risiko telah menjadi tema penting dalam perkembangan bisnis maupun layanan publik mencakup didalamnya adalah penerapan dalam manajemen rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat implementasi manajemen risiko dan matrik risiko pada pelayanan rumah sakit di Makassar. Penelitian didasarkan kepada metode analisis perbandingan kualitatif menggunakan metode kuesioner dan wawancara dengan indikator risiko berdasarkan KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit) tahun 2012 pada aspek peningkatan mutu dan keselamatan. Penelitian dilakukan pada RS Wahidin dan RS Unhas. Responden dipilih secara proporsional dengan melibatkan manajemen, dokter, staf medis dan non medis dari poliklinik yang ada di masing-masing rumah sakit. Uji validasi terhadap 75 sampel (35 sampel dari setiap objek penelitian) dilakukan dengan teknik triangulasi antar tipe responden dan konsistensi jawaban dalam kuesioner. Hasil penelitian menunjukan kecenderungan yang sama antara RS Wahidin dan RS Unhas dalam hal indikator yang masih rendah tingkat implementasinya, yaitu : penggunaan data dan informasi untuk menentukan prioritas perbaikan mutu dan keselamatan pasien, dilakukan komunikasi secara terjadwal menggunakan media yang efektif seta pembuatan standar asuhan klinis berdasarkan bukti ilmiah terbaik terutama untuk area risiko tinggi. Sedangkan dari hasil analisis matrik risiko, risiko utama yang dihadapi oleh RS Wahidin adalah : tidak ada tindak lanjut atau perbaikan dari monitoring pelaksanaan program, pengembangan pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan keahlian pegawai dan tidak dilakukan perbaikan mutu layanan (baik melalui analisis kinerja, benchmarking dan atau akreditasi). Sedangkan risiko utama yang dihadapi RS Unhas adalah : tidak ada tindak lanjut atau perbaikan dari monitoring pelaksanaan program, pengembangan pelatihan tidak sesuai dengan kebutuhan keahlian pegawai, tidak ada monitoring dan evaluasi pelaksanaan layanan, tidak dilakukan perbaikan mutu layanan (baik melalui analisis kinerja, bench marking dan atau akreditasi) serta tidak tersedia standar asuhan klinis terutama pada area berisiko tinggi.