HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELLITUS DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RS WAHIDIN SUDIROHUSODO PERIODE 1 JANUARI-30 JUNI 2012
Main Author: | Tandipayuk, Gabriella |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book Image |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/8047/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Pada saat ini penyakit ginjal dan diabetes mellitus menjadi makin penting. Survey Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) pada tahun 2000 menunjukkan bahwa 13% dari sekitar 50.000 pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh Indonesia menderita gagal ginjal. Salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal adalah nefropati diabetik akibat penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol dan merupakan penyebab kematian terbesar penderita DM. Nefropati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskular yang sering ditemukan baik pada DM tipe 1 maupun DM tipe 2. Jumlah penderita DM dari tahun ke tahun terus meningkat. Laporan WHO menyebutkan bahwa penderita DM di dunia pada tahun 1994 sebanyak 110,4 juta orang. Jumlah ini meningkat satu setengah kali pada tahun 2000 menjadi 175,4 juta orang. Jumlah ini terus melonjak menjadi dua kali lipat pada tahun 2010 menjadi 239,3 juta orang. Penelitian tentang diabetes mellitus sebagai faktor resiko gagal ginjal kronik masih jarang dilakukan sehingga menyebabkan data epidemiologis belum banyak diperoleh. Mengingat makin meningkatnya penderita diabetes mellitus yang mengalami gagal ginjal kronik, maka akan dilakukan penelitian tentang hubungan antara diabetes mellitus dengan kejadian gagal ginjal kronik pada pasien yang dirawat inap di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data rekam medik Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hasil: Dari hasil penelitian terhadap 101 penderita gagal ginjal yang dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo, sebanyak 81 responden (80,2%) mengalami gagal ginjal kronik dan sebanyak 20 responden (19,8%) mengalami gagal ginjal akut. Dari 81 pasien gagal ginjal kronik, sebanyak 48 responden (59,25%) berjenis kelamin laki-laki dan 33 responden (40,75%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan distribusi umur, kelompok umur yang paling banyak mengalami gagal ginjal kronik adalah umur 50-59 tahun yaitu sebanyak 26 responden (32,1%), kemudian umur 40-49 tahun sebanyak 18 responden (22,22%), umur 60- 69 tahun sebanyak 15 responden (18,52%), kelompok umur 20-29 tahun sebayak 9 responden (11,11%), kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 7 responden (8,64%), dan kelompok umur > 70 tahun yaitu sebanyak 6 responden (7,41%).3 Dari hasil tabulasi silang untuk melihat hubungan antara diabetes mellitus dan gagal ginjal kronik dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan nilai p <0,05 yaitu 0,004 sehingga hipotesis alternatif dapat diterima yaitu terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan gagal ginjal kronik pada pasien yang dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo periode 1 Januari-30 Juni 2012. Kesimpulan: Penderita gagal ginjal kronik yang dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo periode Januari-Juni 2012 paling banyak berjenis kelamin laki-laki dengan kelompok umur yang paling banyak mengalami adalah umur 50-59 tahun. Terdapat hubungan antara diabetes mellitus dengan gagal ginjal kronik pada pasien yang dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo periode Januari-Juni 2012.