Prevalensi Kelainan Jaringan Lunak Rongga Mulut pada Anak Usia 6-18 Tahun yang Mengalami Stunting Kajian Literatur

Main Author: Danial, Nurul Huda
Format: Thesis NonPeerReviewed Image Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2111/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang menggambarkan kekurangan gizi atau malnutrisi kronis selama periode pertumbuhan dan perkembangan pada awal kehidupan dimana secara umum balita yang mengalami stunting di Indonesia sebesar 30,8%. Kekurangan zat gizi mikro memiliki tampakan klinis yang sering terlihat pertama kali pada jaringan mulut karena pergantian sel yang cepat dan biofilm mikroba yang padat di rongga mulut. Asupan nutrisi yang tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang menyebabkan infeksi dan menyebabkan terjadinya perkembangan lesi pada rongga mulut. Tujuan: Untuk mengetahui prevalensi kelainan jaringan lunak rongga mulut pada anak usia 6-18 tahun yang mengalami stunting di Indonesia. Metode: Data sekunder dari studi literatur, yang dianalisis secara deskriptif dengan cara memaparkan dan membandingkan hasil penelitian mengenai prevalensi kelainan jaringan lunak rongga mulut pada anak yang mengalami stunting di Indonesia. Hasil: Didapatkan prevalensi di wilayah Enrekang sebanyak 65%, di wilayah Bandung sebanyak 43%, di wilayah Denpasar sebanyak 62,5%, di wilayah Manado sebanyak 84%, di wilayah Medan sebanyak 88,9%, di wilayah Sumatra sebanyak 88,7%, di wilayah Jember sebanyak 89,2%, dan di wilayah Cianjur sebanyak 62%. Kesimpulan: Pada rongga mulut anak yang mengalami stunting dimana terjadi kekurangan atau defisiensi nutrisi dapat ditemukan kelainan seperti angular cheilitis, athropic glossitis, mouth ulcer, dan kandidiasis oral. Angular cheilitis merupakan kelainan yang paling banyak ditemukan berdasarkan penelitian pada anak yang mengalami kekurangan gizi di Indonesia.