Prediksi Laju Erosi dan Sedimentasi Menggunakan Metode SWAT (Soil and Water Assessment Tool) di Sub Daerah Aliran Sungai Jenelata
Main Author: | Sariyani, Riska |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Image Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/1064/ |
Daftar Isi:
- Erosi dan sedimentasi merupakan masalah yang sering terjadi pada ekosistem DAS. Model SWAT (Soil and Water Assessment Tool) dapat digunakan untuk mengetahui output dari kinerja suatu DAS. Wilayah Sub DAS Jenelata merupakan salah satu Sub DAS terbesar dari DAS Jeneberang dengan luas ±22.800 ha. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sebaran spasial hydrologic response unit (HRU) dan menganalisis tingkat laju erosi dan sedimentasi yang ada di Sub DAS Jenelata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran HRU terbanyak berada pada penutupan hutan lahan kering sekunder dengan jumlah 447 HRU (19,09%). Tingkat erosi dalam kategori sangat ringan yaitu 5,74 ton/ha/tahun (37,53%) dan ringan 34,71 ton/ha/tahun (27,76%) berada pada desa Moncongloe, Tana Karaeng, Sicini, Paladindang, Towata, Parang Lampoa, Manuju dan Buakkang. Sedangkan erosi sedang 104,07 ton/ha/tahun (23,92%), berat 289,65 ton/ha/tahun (9,59%) dan sangat berat 553,74 ton/ha/tahun (1,20%) berada pada desa Pattallikang, Mangempang, Bontomanai, Bissoloro, Rannaloe, Jenebatu dan Sapaya. Adapun sedimentasi terbesar berada pada sub sub DAS 17 yaitu 133,18 ton/ha/tahun terletak pada Desa Bissoloro dan Rannaloe, dan sub sub DAS 21 yaitu 128,24 ton/ha/tahun pada Desa Sapaya.