DIALEKTIKA RUANG DAN PROSES PRODUKSI SOSIAL (Studi Sosiologi Pola Pemukiman Etnik di Makassar)

Main Author: AHMADIN, AHMADIN
Format: Thesis NonPeerReviewed Book Image
Bahasa: ind
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/10310/
Daftar Isi:
  • ABSTRAK AHMADIN. Dialektika Ruang Dan Proses Produksi Sosial: Studi Sosiologi Pola Pemukiman Etnik di Makassar (dibimbing oleh T.R. Andi Lolo, Darmawan Salman, dan Dwia Aries Tina) Penelitian ini bertujuan menganalisis (1) kekuatan dominatif yang merombak ikatan sosial dan struktur spasial berbasis etnik di kota Makassar, (2) dampak sosial yang ditimbulkan, dan (3) pola bertahan serta upaya penemuan ruang-ruang sosial baru yang dilakukan oleh anggota kelompok etnik. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar dengan unit analisis Kampung Melayu, Kampung Wajo, Kampung Maluku, Kampung Cina, dan beberapa perkampungan etnik lainnya. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dengan sistem snowball, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena rombaknya ikatan sosial dan struktur spasial berbasis etnik disebabkan oleh tata ruang dan pembangunan kota, perkawinan campuran, tuntutan profesi dan dunia kerja, tekanan kapitalisme, gaya hidup, dan kebijakan sektor perumahan. Terjadinya pemaknaan atas ruang yang memengaruhi tumbuhnya pusat pemukiman baru, perubahan fungsi ruang dari domestik ke komersial sehingga berdampak pada praktek pengomoditasan ruang. Akibatnya, lahirlah lokalitaslokalitas buatan dalam wujud kompleks perumahan dengan alat perekat sosial yang kurang jelas. Ketidakmampuan para anggota etnik tertentu untuk hidup mengelompok dalam spasial yang sama, akibat tekanan kapitalisme dan derasnya arus konsumerisme, pada gilirannya melahirkan kecenderungan untuk menemukan ruang-ruang sosial baru. Ruang-ruang inilah yang disebut visi baru tentang realitas sekaligus perspektif ekologi baru. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa pemaknaan terhadap ruang oleh individu yang menentukan tindakannya, untuk bertahan atau melakukan mobilitas dan berupaya menemukan ruang sosial serta spasial baru pula. Singkatnya, kebutuhan, perasaan, tujuan, self image, cita-cita masa depan, dan sebagainya sangat menentukan pilihan tindakan seseorang dalam memilih tempat pemukiman.