Twitter dan Public Sphere: Studi Fenomenologi Tentang Twitter Sebagai Media Alternatif Komunkasi Politik

Main Authors: Asmara, Sakhyan, Butsi, Febry Ichwan
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , 2020
Online Access: https://ejurnal.stikpmedan.ac.id/index.php/JIKQ/article/view/30
https://ejurnal.stikpmedan.ac.id/index.php/JIKQ/article/view/30/29
Daftar Isi:
  • Twitter merupakan salah satu inovasi teknologi komunikasi daring yang fenomenal di abad 21 ini. Twitter dikenal sebagai penyedia layanan media sosial yang tidak hanya diketegorikan sebagai media sosial saja, namun juga mencakup sebagai mikro bloging. Dalam Twitter para pengguna diberikan kebebasan untuk menggunakan medium ini walaupun ada beberapa kebijakan dari penyedia layanan untuk dipatuhi. Imbasnya, para politisi bisa menjadikan akun Twitter mereka tidak hanya sebagai media untuk penyampaian pendapat, argumen, dan kritik. Twit dari akun mereka juga bisa membangun dialektika dengan para politisi lainnya dan menganjak pengguna Twitter lainnya untuk beradu gagasan dalam satu Twit. Proses transaksi wacana  ini berlangsung dinamis, bahkan para pihak yang terlibat dapat memberikan pandangan berbentuk narasi atau memberikan gambar tertentu yang mewakili sikap mereka. Penelitian ini bersifat deskriptif, untuk menggambarkan atau memaparkan fenomena yang diteliti (Mooney dalam Baedhowi, 2001: 95). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk metode penelitian Fenomenologi. Fenomenologi merupakan upaya pemberangkatan dari metode ilmiah yang berasmsi bahwa eksistensi suatu realitas tidak orang ketahui dalam pengalaman biasa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan subjek penelitian. Untuk mendapatkan hasil wawancara yang komperehensif, maka wawancara yang dilakukan akan direkam. Pemilihan subjek penelitian akan dilakukan secara purposive sampling, yakni memilih subjek penelitian secara sengaja  dan dengan pertimbangan peneliti subjek penelitian memiliki kualifikasi dan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan selama bulan November 2019. Subjek penelitian dalam wawancara yang dilakukan sepakat bahwa Twitter sangat efektif sebagai medium komunikasi politik. Penggunaan Twitter bagi mereka sangat membantu mereka menjangkau konstituennya. Hakikat keterbukaan, kebebasan, dan luasnya cakupan pengguna Twitter merupakan manifestasi dari demokrasi dan wacana yang dibangun dalam Twitter juga wujud utama media daring Twitter sebagai arena ruang publik (Public Sphere).Para politisi merasakan bahwa medium Twitter sangat efektif bagi mereka untuk menjangkau konstituen mereka sekaligus menjadi media pencitraan diri yang efektif. Komunikasi politik juga menjadi fleksibel, murah, dan bebas karena wacana yang dibangun akan bersumber dari sumber utama. Para politisi tidak harus mengandalkan media umum mainstream sebagai medium komunikasi politik mereka, yang pastinya wacana mereka akan melewati proses kerja jurnalistik yang mungkin bisa mengaburkan esesnsi dari pesan yang dibangun.