PENGARUH METODE PENGERINGAN DAN PELARUT EKSTRAKSI TERHADAP RENDEMEN DAN KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.): EFFECTS OF DRYING METHOD AND SOLVENTS ON YIELD AND CHEMICAL CONTENT OF AVOCADO LEAVES EXTRACT (Persea americana Mill.)

Main Authors: Azzahra, Fara, Budiati, Teresia
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon , 2022
Online Access: https://ojs.stfmuhammadiyahcirebon.ac.id/index.php/iojs/article/view/285
https://ojs.stfmuhammadiyahcirebon.ac.id/index.php/iojs/article/view/285/236
Daftar Isi:
  • Daun alpukat memiliki senyawa kimia alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Kualitas daun alpukat sebagai bahan alam nabati salah satunya dipengaruhi oleh proses pengeringan dan pelarut ekstraksi. Pengeringan dan pelarut ekstraksi dapat berpengaruh terhadap kandungan kimia suatu simplisia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode pengeringan dan pelarut ekstraksi terhadap rendemen dan kandungan kimia ekstrak daun alpukat. Daun alpukat dikeringkan menggunakan kering angin dan oven. Simplisia yang sudah kering diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96%, etil asetat, dan heksan, dihitung rendemen dan skrining fitokimia berupa uji flavonoid, uji alkaloid, uji tanin, uji saponin, dan uji terpenoid. Hasil rendemen ekstrak daun alpukat pada pengeringan kering angin dengan pelarut etanol 96%, etil asetat dan n-heksan masing-masing sebesar 13,96±0,09%; 4,51±0,48%; dan 3,39±0,33%. Hasil rendemen ekstrak daun alpukat pada pengeringan oven dengan pelarut etanol 96%, etil asetat dan n-heksan masing-masing sebesar 13,32±0,46%; 4,02±0,07%; dan 2,55±0,11%. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan metode pengeringan berpengaruh pada rendemen ekstrak daun alpukat pada pelarut n-heksan, tetapi tidak berpengaruh pada pelarut etanol 96% dan etil asetat, sedangkan perbedaan pelarut ekstraksi pada masing-masing metode pengeringan berpengaruh terhadap rendemen ekstrak daun alpukat. Hasil skrining fitokimia ekstrak daun alpukat pada masing-masing pelarut menghasilkan metabolit sekunder yang berbeda-beda, sedangkan antar metode pengeringan menghasilkan kandungan kimia yang sama.