ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. R UMUR 28 TAHUN G2 P0 A1 AH0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 3 HARI DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSUD DR. R GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2017
Main Author: | SA'ADAH, DARIS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/1/AWAL.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/2/BAB%20I.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/3/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/ |
ctrlnum |
20 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/</relation><title>ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. R UMUR 28 TAHUN 
G2 P0 A1 AH0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 3 HARI DENGAN
KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSUD DR. R 
GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA 
TAHUN 2017</title><creator>SA'ADAH, DARIS</creator><subject>Kebidanan</subject><description>BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
World Health Organization (WHO) tahun 2015, mengatakan Angka 
Kematian Ibu tahun 2015 mencapai 216/100.000 kelahiran hidup (KH). 
WHO memperkirakan ada 830 perempuan meninggal setiap harinya akibat 
komplikasi kehamilan dan proses persalinan. Penyebab utama kematian ibu di 
dunia adalah kehamilan dengan komplikasi lain (seperti diabetes, malaria, 
obesitas, HIV) 28%, perdarahan 27%, tekanan darah tinggi selama kehamilan 
14%,infeksi 11%, abortus 8%, dan emboli 3% (World Health Statistics, 2016). 
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, AKI di 
Indonesia yaitu sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Faktor penyebab 
utama kematian ibu karena komplikasi kehamilan yaitu perdarahan30,2%, 
hipertensi dalam kehamilan 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 1,8%, abortus 
1,6%, dan komplikasi kehamilan karena penyakit lain 40,8% (Kementerian 
Kesehatan RI, 2016). 
Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar 
111,16/100.000 KH, menurun dibanding tahun 2014 sebesar 126,55/100.000 
KH, penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dari 26,44%menjadi 
24,22%, perdarahan dari 22,93% menjadi 21,14%, gangguan system peredaran
1 

2 

darah dari 8,52% menjadi 4,64%, dan infeksi dari 3,66% menjadi 2,76%. 
Namun angka kematian ibu di Kabupaten Purbalingga meningkat dari tahun 
2014 ke 2015 sebesar 14/100.000 KH menjadi 20/100.000 KH (Dinas 
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). 
Berdasarkan data penyebab kematian ibu, infeksi masih menjadi 
penyumbang AKI yang cukup besar. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu 
sebagian besar akibat dari adanya komplikasi/penyulit seperti febris, 
korioamnionitis, infeksi saluran kemih, dan sebanyak 25% adalah karena 
ketuban pecah dini (KPD) (Prawirohardjo, 2010). 
Ada dua efek dari ketuban pecah dini yaitu pertama infeksi karena dengan 
tidak adanya selaput ketuban yang normal bisa menjadi pathogen yang akan 
membahayakan pada ibu maupun janinnya, kedua ialah prematuritas karena 
KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan (Manuaba, 2010). KPD juga 
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktu persalinan. 
Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan pasti 
(Nugroho, 2012). 
Berdasarkan hasil survey di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata 
Purbalingga pada tanggal 15 November 2016 didapatkan hasil ibu bersalin 
dengan kasus pre-eklamsia berat pada tahun 2014 ada 15 (1.28%) kasus dari 
1167 persalinan, pada tahun 2015 ada 29 (2.81%) kasus dari 1032 persalinan 
dan pada tahun 2016 angka kejadian pre-eklamsia ada 245 (14,06%) kasus 
dari 1742 persalinan. Sedangkan angka kejadian partus premature imminens 
hanya ada 9 (0.77%) kasus dari 1167 persalinan dan pada tahun 2015 ada 20 


3 

(1.93%) kasus dari 1032 persalinan dan pada tahun 2016 5 (0,28%) kasus dari 
1742 persalinan. 
Sedangkan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada tahun 2014 ada 
47 (4.02%) kasus dari 1167 persalinan, pada tahun 2015 ada 120 (11.62%) 
kasus dari 1032 persalinan dan pada tahun 2016 kejadian ketuban pecah dini 
ada 324 (18.59%) kasus dari 1742 persalinan. Sehingga kejadian kasus 
patologis di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yaitu kasus 
Ketuban Pecah Dini mengalami peningkatan yang sangat drastis pada tahun 
2015-2016 yaitu sebesar 204 (45,94%). 
Ketuban pecah dini (KPD) merupakaan pecahnya ketuban sebelum waktu 
melahirkan terjadi pada fase laten yaitu pembukaan <4 cm. ketuban pecah dini 
termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi, kesalahan dalam mengelola KPD 
akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu 
maupun bayinya. Komplikasi potensial KPD yang sering terjadi adalah resiko 
infeksi, prolapse tali pusat, gangguan janin, kelahiran premature dan pada usia 
kehamilan 37 minggu sering terjadi komplikasi syndrom distress pernafasan 
(RDS, Respiratory Distress Syndrome) yang terjadi pada 10-40% bayi baru 
lahir. Apabila terjadi pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu dan belum ada 
tanda-tanda persalinan maka dilakukan persalinan induksi. Pada kasus tertentu 
bila induksi partus gagal, maka dilakukan tindakan operasi caesaria (Nugroho, 
T, 2012). 
Pada pasien Ketuban Pecah Dini di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata 
Purbalingga hampir sebagian besar (89,88%) persalinan dilakukan dengan 


4 

induksi. Seorang bidan sebagai tenaga kesehatan, memiliki peran dalam 
memberikan pelayanan kesehatan ibu salah satunya dalam menangani kasus 
Ketuban Pecah Dini yaitu menjaga privasi ibu selama bersalin, mengurangi 
nyeri pada sumber nyeri ketika bersalin, berusaha untuk menciptakan 
kenyamanan fisik seperti eliminasi, pakaian, nutrisi ibu, dan menjaga prinsip 
sterilisasi untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu bersalin. Berdasarkan 
latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan 
dengan memaparkannya melalui Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan 
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur 
Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin 
RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2017. 

B. RUMUSAN MASALAH 
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. R Umur 28 Tahun 
G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah 
Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?” 

C. TUJUAN 
1. Tujuan Umum 
Melaksanakan manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. R 
Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari 
Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng 
Taroenadibrata Purbalingga. 


5 

2. Tujuan Khusus 
a. Mampu melaksanakan pengkajian data Pada Ibu Bersalin Ny. R Umur 
28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan 
Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng 
Taroenadibrata Purbalingga. 
b. Mampu mengintepretasi data dalam Asuhan Kebidanan Pada Ibu 
Bersalin Ny. R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 
Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD 
dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada Ibu 
Bersalin Ny. R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 
Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD 
dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 
d. Mampu mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang 
memerlukan penanganan segera pada Ibu Bersalin Ny. R Umur 28 
Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan 
Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng 
Taroenadibrata Purbalingga. 
e. Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu bersalin Ny. 
R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari 
Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng 
Taroenadibrata Purbalingga. 


6 

f. Mampu melaksanakan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu 
bersalin Ny. R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 
Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD 
dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. R Umur 
28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan 
Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng 
Taroenadibrata Purbalingga. 

D. MANFAAT 
1. Manfaat Teoritis 
Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam kebidanan 
terutama asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini. 
2. Manfaat Praktis 
a. Bagi RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga 
RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dapat dijadikan 
sebagai gambaran dan informasi dalam proses penanganan pada ibu 
bersalin dengan ketuban pecah dini dan juga sebagai masukan tentang 
asuhan tekhnik relaksasi nafas dalam dan pemijatan counterpressure. 
b. Bagi Peneliti 
Peneliti dapat menambah pengalaman, pengetahuan tentang metode 
penelitian, danmengetahui penerapan manajemen asuhan kebidanan 
pada persalinan dengan ketuban pecah dini. 


7 

c. Bagi STIKES Harapan Bangsa Purwokerto 
Bagi STIKES Harapan Bangsa Purwokerto dapat dijadikan tambahan 
bacaan di perpustakaan dan sebagai informasi serta tambahan wacana 
yang terus dikembangkan. 
d. Bagi Pasien 
Bagi pasien dapat dijadikan sebagai informasi kepada pasien berkaitan 
dengan persalinan patologi dengan ketuban pecah dini 
.</description><date>2017-07-18</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/1/AWAL.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/2/BAB%20I.pdf</identifier><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/3/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf</identifier><identifier> SA'ADAH, DARIS (2017) ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. R UMUR 28 TAHUN G2 P0 A1 AH0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 3 HARI DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSUD DR. R GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2017. D3 thesis, UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA. </identifier><recordID>20</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book Journal:Journal Journal |
author |
SA'ADAH, DARIS |
title |
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. R UMUR 28 TAHUN
G2 P0 A1 AH0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 3 HARI DENGAN
KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSUD DR. R
GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
TAHUN 2017 |
publishDate |
2017 |
topic |
Kebidanan |
url |
http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/1/AWAL.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/2/BAB%20I.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/3/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/20/ |
contents |
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
World Health Organization (WHO) tahun 2015, mengatakan Angka
Kematian Ibu tahun 2015 mencapai 216/100.000 kelahiran hidup (KH).
WHO memperkirakan ada 830 perempuan meninggal setiap harinya akibat
komplikasi kehamilan dan proses persalinan. Penyebab utama kematian ibu di
dunia adalah kehamilan dengan komplikasi lain (seperti diabetes, malaria,
obesitas, HIV) 28%, perdarahan 27%, tekanan darah tinggi selama kehamilan
14%,infeksi 11%, abortus 8%, dan emboli 3% (World Health Statistics, 2016).
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, AKI di
Indonesia yaitu sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Faktor penyebab
utama kematian ibu karena komplikasi kehamilan yaitu perdarahan30,2%,
hipertensi dalam kehamilan 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 1,8%, abortus
1,6%, dan komplikasi kehamilan karena penyakit lain 40,8% (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar
111,16/100.000 KH, menurun dibanding tahun 2014 sebesar 126,55/100.000
KH, penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dari 26,44%menjadi
24,22%, perdarahan dari 22,93% menjadi 21,14%, gangguan system peredaran
1
2
darah dari 8,52% menjadi 4,64%, dan infeksi dari 3,66% menjadi 2,76%.
Namun angka kematian ibu di Kabupaten Purbalingga meningkat dari tahun
2014 ke 2015 sebesar 14/100.000 KH menjadi 20/100.000 KH (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015).
Berdasarkan data penyebab kematian ibu, infeksi masih menjadi
penyumbang AKI yang cukup besar. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu
sebagian besar akibat dari adanya komplikasi/penyulit seperti febris,
korioamnionitis, infeksi saluran kemih, dan sebanyak 25% adalah karena
ketuban pecah dini (KPD) (Prawirohardjo, 2010).
Ada dua efek dari ketuban pecah dini yaitu pertama infeksi karena dengan
tidak adanya selaput ketuban yang normal bisa menjadi pathogen yang akan
membahayakan pada ibu maupun janinnya, kedua ialah prematuritas karena
KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan (Manuaba, 2010). KPD juga
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktu persalinan.
Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan pasti
(Nugroho, 2012).
Berdasarkan hasil survey di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga pada tanggal 15 November 2016 didapatkan hasil ibu bersalin
dengan kasus pre-eklamsia berat pada tahun 2014 ada 15 (1.28%) kasus dari
1167 persalinan, pada tahun 2015 ada 29 (2.81%) kasus dari 1032 persalinan
dan pada tahun 2016 angka kejadian pre-eklamsia ada 245 (14,06%) kasus
dari 1742 persalinan. Sedangkan angka kejadian partus premature imminens
hanya ada 9 (0.77%) kasus dari 1167 persalinan dan pada tahun 2015 ada 20
3
(1.93%) kasus dari 1032 persalinan dan pada tahun 2016 5 (0,28%) kasus dari
1742 persalinan.
Sedangkan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini pada tahun 2014 ada
47 (4.02%) kasus dari 1167 persalinan, pada tahun 2015 ada 120 (11.62%)
kasus dari 1032 persalinan dan pada tahun 2016 kejadian ketuban pecah dini
ada 324 (18.59%) kasus dari 1742 persalinan. Sehingga kejadian kasus
patologis di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yaitu kasus
Ketuban Pecah Dini mengalami peningkatan yang sangat drastis pada tahun
2015-2016 yaitu sebesar 204 (45,94%).
Ketuban pecah dini (KPD) merupakaan pecahnya ketuban sebelum waktu
melahirkan terjadi pada fase laten yaitu pembukaan <4 cm. ketuban pecah dini
termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi, kesalahan dalam mengelola KPD
akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu
maupun bayinya. Komplikasi potensial KPD yang sering terjadi adalah resiko
infeksi, prolapse tali pusat, gangguan janin, kelahiran premature dan pada usia
kehamilan 37 minggu sering terjadi komplikasi syndrom distress pernafasan
(RDS, Respiratory Distress Syndrome) yang terjadi pada 10-40% bayi baru
lahir. Apabila terjadi pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu dan belum ada
tanda-tanda persalinan maka dilakukan persalinan induksi. Pada kasus tertentu
bila induksi partus gagal, maka dilakukan tindakan operasi caesaria (Nugroho,
T, 2012).
Pada pasien Ketuban Pecah Dini di RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga hampir sebagian besar (89,88%) persalinan dilakukan dengan
4
induksi. Seorang bidan sebagai tenaga kesehatan, memiliki peran dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu salah satunya dalam menangani kasus
Ketuban Pecah Dini yaitu menjaga privasi ibu selama bersalin, mengurangi
nyeri pada sumber nyeri ketika bersalin, berusaha untuk menciptakan
kenyamanan fisik seperti eliminasi, pakaian, nutrisi ibu, dan menjaga prinsip
sterilisasi untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu bersalin. Berdasarkan
latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan
dengan memaparkannya melalui Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur
Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin
RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2017.
B. RUMUSAN MASALAH
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. R Umur 28 Tahun
G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah
Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melaksanakan manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. R
Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari
Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
5
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian data Pada Ibu Bersalin Ny. R Umur
28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan
Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
b. Mampu mengintepretasi data dalam Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin Ny. R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38
Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD
dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial pada Ibu
Bersalin Ny. R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38
Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD
dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
d. Mampu mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera pada Ibu Bersalin Ny. R Umur 28
Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan
Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
e. Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu bersalin Ny.
R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari
Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
6
f. Mampu melaksanakan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin Ny. R Umur 28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38
Minggu 3 Hari Dengan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD
dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. R Umur
28 Tahun G2 P0 A1 AH0 Umur Kehamilan 38 Minggu 3 Hari Dengan
Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bersalin RSUD dr. R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam kebidanan
terutama asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
RSUD Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dapat dijadikan
sebagai gambaran dan informasi dalam proses penanganan pada ibu
bersalin dengan ketuban pecah dini dan juga sebagai masukan tentang
asuhan tekhnik relaksasi nafas dalam dan pemijatan counterpressure.
b. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah pengalaman, pengetahuan tentang metode
penelitian, danmengetahui penerapan manajemen asuhan kebidanan
pada persalinan dengan ketuban pecah dini.
7
c. Bagi STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
Bagi STIKES Harapan Bangsa Purwokerto dapat dijadikan tambahan
bacaan di perpustakaan dan sebagai informasi serta tambahan wacana
yang terus dikembangkan.
d. Bagi Pasien
Bagi pasien dapat dijadikan sebagai informasi kepada pasien berkaitan
dengan persalinan patologi dengan ketuban pecah dini
. |
id |
IOS17031.20 |
institution |
Harapan Bangsa University |
institution_id |
7440 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Harapan Bangsa |
library_id |
5430 |
collection |
UHB Repository |
repository_id |
17031 |
city |
PURWOKERTO |
province |
JAWA TENGAH |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS17031 |
first_indexed |
2022-06-23T01:19:12Z |
last_indexed |
2022-06-23T01:19:12Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1736386854466355200 |
score |
17.538404 |