ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K POST OPERASI BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DENGAN TRANSURETHRAL RESECTION OF THE PROSTATE (TURP) DI RUANG EDELWEIS RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Main Author: | YULIANI, YULIANI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book Journal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/1612/1/AWAL.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/1612/2/BAB%20I.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/1612/3/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/1612/ |
Daftar Isi:
- A. LATAR BELAKANG Seiring bertambahnya usia seseorang, maka fungsi organ-organ tubuhnya mengalami penurunan yang mengakibatkan semakin banyaknya penyakit yang mungkin akan muncul. Pada pria, salah satu penyakit yang muncul akibat faktor usia adalah pembesaran kelenjar prostat. Hiperplasia prostat benigna (Benign Prostatic Hyperplasia, BPH) adalah pembesaran atau hipertrofi, kelenjar prostat. Kelenjar prostat membesar, meluas ke atas menuju kandung kemih dan menghambat aliran keluar urin. Berkemih yang tidak tuntas dan retensi urin yang memicu stasis urin dapat menyebabkan hidronefrosis, hidrouretrer, dan infeksi saluran kemih (Urinary Tract Disease, UTI) (Brunner & suddarth, 2013). Menurut Abdul (2013), di dunia hampir 30 juta pria menderita BPH. Pada usia 40 tahun sekitar 40%, usia 60-70 tahun meningkat menjadi 50% dan usia lebih dari 70 tahun mencapai 90%. Diperkirakan sebanyak 60% pria usia lebih dari 80 tahun memberikan gejala Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS). BPH merupakan kelainan urologi kedua di Indonesia setelah batu saluran kemih yang dijumpai di klinik Urologi. Diperkirakan 50% pada pria berusia diatas 50 tahun. Kalau dihitung dari seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 200 juta lebih, kira-kira 100 juta, sehingga di perkirakan ada 2,5 juta laki-laki Indonesia yang menderita Benigna Prostat Hiperplasia. Dari data di Jawa Tengah khususnya di Semarang survai yang dilakukan adalah berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium (PA) dan (USG) mencapai 104 pasien yang didiagnosa penyakit pembesaran prostat jinak (Amalia, 2011).