Daftar Isi:
  • kehidupan pernikahan tentunya perlu pembentukan hubungan seksual (intim). Berbeda halnya dengan seorang wanita yang menjalani kehidupan di Lembaga Pemasyarakatan merupakan suatu kondisi dan keadaan yang penuh dengan tekanan. Selain kehilangan kebebasan, suasana yang menjenuhkan dengan segala aturannya, para narapidana juga mengalami keterbatasan seksual serta dituntut untuk menahan hasrat seksualnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui coping para narapidana dalam mengatasi tekanan hasrat seksual yang tidak dapat tersalurkan terkhususnya di Lapas Perempuan Klas IIA Palembang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek yang diteliti adalah narapidana yang berusia 25-35 tahun. hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk Problem Focused Coping narapidana yaitu Planfull Problem Solving dan Seeking Social Support dengan cara mengikuti kegiatan Lapas, berusaha menumbuhkan kesadaran dalam dirinya bahwa kebutuhan seksual tidak akan terpenuhi serta mengobrol bersama teman. Kemudian Emotion Focused Coping narapidana yaitu acceptance, positive reinterpretation, emotional social support dan turning to Religion dengan cara menerima keadaan, berusaha untuk menjadi pribadi lebih baik, meminta dukungan suami, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan solat, puasa, mengaji serta mendengarkan ceramah.