PENENTUAN OPERASIONAL JARINGAN ANGKUTAN UMUM DI KAWASAN METROPOLITAN PONTIANAK BERBASIS BRT (BUS RAPID TRANSIT)
Main Authors: | Haridan, -, Akhmadali, -, Azwansyah, Heri |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura
, 2018
|
Online Access: |
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/24000 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/24000/18803 |
Daftar Isi:
- Dengan pertumbuhan Kota Pontianak yang semakin meningkat dan sesuai denganfungsi Kota Pontianak sebagai Kota Jasa menyebabkan meningkatnya aktifitas masyarakatdi Kota Pontianak. Peningkatan aktifitas masyarakat yang semakin tinggi jugamenyebabkan bertambahnya pergerakan masyarakat yang ditunjukkan dengan semakinbertambahnya jumlah kendaraan di Kota Pontianak.dengan akan dimulainya perubahanuntuk Kawasan Metropolitan Pontianak ini tentu saja akan semakin menambah luasnyadaerah yang dilayani oleh angkutan umum bus kota, hal ini tentu harus diiringi pula denganpelayanan transportasi yang dapat di koordinir dengan baik. Dengan kondisi seperti inimaka kehadiran angkutan massal yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besardengan efisiensi jaringan jalan seharusnya menjadi pertimbangan. Adapun tujuan daripenelitian ini adalah Menentukan jumlah armada yang optimal dan operasional angkutanumum di area metropolitan pontianak berbasis BRT (Bus Rapid Transit), dan Menganalisisskema pembiayaan atau menghitung besaran subsidi yang dapat diterapkan untuk angkutanumum Kota Pontianak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan menganalisadata-data sekunder yang di dapat dari instansi-instansi terkait. Analisis yang dilakukanmeliputi analisis jumlah armada, analisis biaya operasional angkutan, dan biaya subsidiyang harus diberikan pemerintah kepada pengelolah BRT (Bus Rapid Transit).Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah aramada yang akan dioperasikan pada masingmasingkoridor adalah 20 armada untuk koridor 1, 12 armada untuk koridor 2 dan 13armada untuk koridor 3 Pendapatan rata-rata yang diperoleh oleh operator per tahun adalahRp. 2.380.970.159,72 pada koridor 1, Rp. 1.264.176.833,40 pada koridor 2, dan Rp2.453.471.979,34, sedangkan besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) per tahunadalah Rp. 9.556.597.892,47 pada koridor 1, Rp. 6.439.137.059,55 pada koridor 2, dan Rp.6.236.606.195,22 pada koridor 3. Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah besaransubsidi untuk masing masing koridor adalah Rp. 7.175.627.732,75 untuk koridor 1 Rp.5.174.960.226,15 untuk koridor 2 Rp. 3.783.134.215,88 untuk koridor 3Kata-kata kunci: Bus Rapid Transit (BRT), Biaya Opersional Kendaraan (BOK),