PEMAHAMAN KONSEP TRI HITA KARANA UMAT HINDU DI KOTA PALU

Main Author: Made Suarnada, I Gede
Format: Article info application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah , 2014
Online Access: https://jurnal.stahds.ac.id/widyagenitri/article/view/78
https://jurnal.stahds.ac.id/widyagenitri/article/view/78/29
Daftar Isi:
  • Tri Hita Karana menjadi hal yang tidak terpisahkan menuju kehidupan yang harmonis. Konsep Tri Hita Karana diwujudkan dengan parahyangan berupa tempat suci sebagai sarana melakukan hubungan antara manusia dengan Tuhan, pawongan yaitu melakukan hubungan antara manusia dengan manusia, dan palemahan yaitu melakukan hubungan antara manusia dengan alam dan makhluk hidup lainnya, namun belum semua masyarakat Hindu di Kota Palu memiliki pemahaman tentang Tri Hita Karana dan belum mampu mengimplementasikan konsep Tri Hita Karana tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas ngayah yang merupakan salah satu implementasi dari konsep pawongan dan palemahan tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal. Umat sibuk dengan aktivitas masing-masing. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka muncul permasalahan yaitu bagaimana pemahaman konsep Tri Hita Karana umat Hindu di Kota Palu? Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palu. Pemilihan Kota Palu dilakukan secara purposif mengingat Kota Palu merupakan kota yang majemuk, dimana umat Hindu hidup berbaur dengan umat agama lainnya. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif interpretatif untuk mencari makna dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Data yang diperoleh dikelompokkan, kemudian dilakukan reduksi data dalam bentuk kategorisasi. Hasil penelitian: pemahaman umat Hindu tentang konsep parahyangan sebagai konsep Ketuhanan tidak hanya memberi ruang untuk pemujaan kepada Tuhan semata, tetapi juga kepada sinar suci-Nya yang disebut dewa. Pemahaman umat Hindu terhadap konsep pawongan sebagai konsep yang identik dengan makna vasudeva kutumbhakam, bahwa kita semua merupakan keluarga besar. Ajaran agama Hindu bersumber dari kitab suci Veda mengajarkan bahwa seorang manusia tidak boleh hidup egois hanya memperhatikan diri sendiri tetapi harus melayani leluhur, para orang suci, melayani sesama umat manusia seperti melayani diri sendiri, dan juga melayani makhluk lainnya sebagai satu keluarga semesta. Pemahaman umat Hindu tentang konsep palemahan yaitu umat Hindu memaknai lingkungan sekitar sebagai sahabat yang mesti dijaga dan dilindungi. Alam sebagai sumber materi yang diperlukan untuk hidup.