DISKURSUS KAMPUNG WISATA (Studi Kasus Diskursus Pembentukan dan Pelaksanaan Program Kampung Wisata Kungkuk, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

Main Author: 105120100111040, ATANTIA RISKY ANANDA
Format: Article application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , 2015
Online Access: http://jmsos.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jmsos/article/view/89
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengkaji tentang diskursus kampung wisata, khususnya proses awal perencanaan hingga pelaksanaan Kampung Wisata Kungkuk (KWK) di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Penelitian ini menggunakan teori Diskursus yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas. Diskursus merupakan bentuk tindakan komunikatif-intersubjektif yang argumentatif, kritis, dan terbuka untuk mencapai sebuah konsensus dalam sebuah sistem dan lebenswelt. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus jenis perjodohan pola dan deret waktu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan 3 hasil penelitian, pertama, pembentukan KWK tahun 2007 tidak komunikatif kepada masyarakat Kungkuk secara utuh karena hanya melibatkan penggagas saja yaitu pihak perhotelan dan beberapa anggota masyarakat. Komunikasi di tingkat penggagas berjalan komunikatif-diskursif karenan ditunjang lebenswelt mereka mengenai pertanian yang tak mengetahui pariwisata sehingga mempertanyakan pembentukan KWK. Selanjutnya terjadi permasalahan karena lebenswelt ketua KWK adalah pembangunan itu selalu dibuktikan dengan keberadaan bukti fisik sarana prasarana, namun tertipu oleh bantuan dana parpol yang tidak terealisasi akhirnya KWK berhenti tahun 2009-2011. Kedua, pemerintah membentuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) tahun 2010. Pemilihan Dusun Kungkuk sebagai kampung wisata oleh Kepala Dinas Pariwisata bermakna ganda, satu sisi secara birokratis kepala dinas memiliki wewenang untuk membangun desa wisata tertentu, sisi yang lain lebenswelt beliau sebagai warga Desa Punten yang ingin memprioritaskan pembangunan wisata desanya sendiri terlebih dahulu. Ketiga, program KWK tidak melibatkan POKDARWIS, seharusnya program wisata di desa secara prosedural melalui POKDARWIS, sehingga pemerintah yang memutus tindakan komunikatif para stakeholders. Kata Kunci: Diskursus, Tindakan Komunikatif, Kampung Wisata.