Kisah Luth (Lot) dan Kejahatan Kaum Sodom: Suatu Perbandingan Lintas Tekstual dalam Al-Qur'an dan Alkitab

Main Authors: Kristianto, Andreas, Listijabudi, Daniel K
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: STFT Jakarta, Indonesia , 2021
Subjects:
Online Access: https://www.theologiainloco.com/ojs/index.php/sttjournal/article/view/212
https://www.theologiainloco.com/ojs/index.php/sttjournal/article/view/212/46
https://www.theologiainloco.com/ojs/index.php/sttjournal/article/view/212/39
Daftar Isi:
  • Abstract The  story of Luth (read:  Lot)  is  usually read as a text about  homosexuality in both Christianity and Islam.  By exploring a cross-textual reading from leading Muslim interpreters  in Indonesia, Hamka  with  Al Azhar Juzu Commentary, Quraish Shihab with  Al Misbah Commentary  and interpretation  of  the Ministry of Religion, this article unveils the hidden meaning of Luth’s story, which today’s readers often overlook, especially concerning the text of the Qur'an, namely Surah Asy-Syu’ara 26: 166-175,  Surah Al-Naml  27: 54-59  and Surah Al-Ankabut  29: 28-30. Through a cross-textual reading, the article unveils the new meaning of the story, i.e., the crimes  of the Sodomites not only related  to sexual violence and hostility, but also, with the terms al-fahisyah  (abomination),  al-sayyiat (crime),  al-musrifun  (people who are excessive),  al-’adun  (people who transgress),  al-jahl  (ignorance), and alkhaba’is (bad deeds), which are the accumulation of various kinds of crimes, crimes, and abominations degrading humanity. The cross-textual reading between the interpreters of the Qur’an and the Bible provides the viewpoints, insights, and values in the cross-textual hermeneutical encounter of different religions, traditions, and scriptures. Keywords:  Story  of  Luth,  Christian  and Islam, Cross-textual,  Homosexuality, Hermeneutic   Abstrak Kisah Luth (baca:  Lot) biasanya  menjadi rujukan  untuk  berbicara  tentang homoseksualitas  baik  di dalam  agama  Kristen maupun  Islam.  Dengan  eksplorasi pembacaan  secara lintas  tekstual  dari  mufasir  Islam  terkemuka di  Indonesia  yaitu Hamka dengan  Tafsir Al  Azhar Juzu, Quraish  Shihab dengan  Tafsir Al  Misbah, dan Tafsir  Kementerian Agama,  artikel ini akan menggali  makna  tersembunyi dari  kisah  Luth  yang  sering kali  terlewatkan dari perhatian  pembaca  masa  kini, khususnya  berkaitan  dengan  teks Al-Qur’an  yaitu  Surah Asy-Syu’ara  26: 166-175, Surah Al-Naml  27:  54-59  dan Surah Al-Ankabut  29:  28-30.  Makna  baru  dalam tulisan  ini adalah  kejahatan kaum Sodom  tidak  hanya menyangkut  soal kekerasan seksual dan ketidakramahan (inhospitality)  saja, tetapi juga berkaitan  dengan istilah  al-fahisyah  (kekejian),  al-sayyiat  (kejahatan),  al-musrifun  (orang yang berlebihan),  al-‘adun  (orang yang melampaui  batas),  al-jahl  (kebodohan),  dan al-khaba’is  (perbuatan  buruk),  yang  merupakan akumulasi  dari  berbagai macam kejahatan,  kriminalitas  dan  kekejian  yang  merendahkan  martabat  kemanusiaan. Dari pembacaan  lintas  tekstual  antara  mufasir  Al-Qur’an  dan  Alkitab,  kita mendapatkan  cara  pandang,  wawasan,  dan nilai-nilai  yang  membangun  dalam perjumpaan  cross-textual hermeneutic  antara agama, tradisi,  dan kitab  suci yang berbeda. Kata-kata Kunci:  Kisah Luth, Kristen dan Islam,  Hermeneutika lintas tekstual, Homoseksualitas, Hermeneutik