Perkembangan Budidaya Tembakau Rakyat Kabupaten Temanggung Pada Tahun 1979-1999

Main Author: Rahayu, Try Yuwono Wicaksono
Format: Thesis NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4251/1/TRY%20YUWONO%20%282019%29.pdf
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4251/
Daftar Isi:
  • Skripsi ini dengan judul Perkembangan Budidaya Tembakau Rakyat di Kabupaten Temanggung pada tahun 1979-1999. Pokok pembahasan skripsi ini adalah perkembangan pengelolaan perkebunan, faktor-faktor yang mempengaruhi dan pengaruh yang ditimbulkan dari pembangunan perkebunan tembakau rakyat di Kabupaten Temanggung. Pada skripsi ini, pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan sosiologi dan ekonomi. Ilmu sosiologi mempunyai fungsi menganalisa perubahan yang terjadi dengan adanya budidaya tembakau rakyat di Kabupaten Temanggung dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan kehidupan masyarakat. Pada pendekatan ekonomi, penulis menekankan pada ekonomi pertanian. Perilaku tersebut berupa perilaku yang disebabkan persoalan dengan masalah biaya produksi, fluktuasi harga tembakau rakyat Temanggung, dan konsumsi petani. Skripsi ini menggunakan dua sumber yaitu primer dan sekunder. Sumber primer berupa koran mengenai perkembangan budidaya tembakau pada 1979-1999 di Kabupaten Temanggung yang diperoleh di Kompas Data. Sumber kedua yaitu sumber sekunder berupa buku-buku yang diperoleh di Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Perpustakaan UGM dan Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan UGM. Pada periode 1980-1991, budidaya tembakau rakyat di Kabupaten Temanggung dengan adanya Program Intensifikasi Tembakau Rakyat mengalami kestabilan luas lahan dan produksi yaitu sekitar 10.000-14.000 Ha sedangkan produksinya berkisar 3.000-7.000 Ton. Hal tersebut disebabkan pemerintah dalam Program ITR memberikan kepada petani tembakau Temanggung berupa sarana produksi meliputi; 20.000 batang bibit, 200 hingga 300 KG pupuk ZA, 100 hingga 150 KG TSP, 14 ton pupuk kandang, 2 liter pestisida pada setiap musim penanaman tembakau. Selain itu pemerintah memberikan bantuan kredit dengan bunga 1% per bulan dalam jangka waktu pinjaman maksimal 12 bulan. Namun program ITR berakhir pada tahun 1991 karena tunggakan kredit yang naik setiap tahunnya. Periode berikutnya yaitu pada 1991-1999 merupakan budidaya tembakau rakyat secara swadaya, namun hal itu menyebabkan terjadinya kenaikan luas lahan dibandingkan periode ITR yaitu sekitar 15.000-20.000 Ha. Hal tersebut disebabkan tidak adanya pengawasan berupa penyuluhan yang diberikan pemerintah terkait ekstensifikasi lahan budidaya tembakau pada lahan tegal di kaki Gunung sumbing dan Sindoro. Budidaya tembakau rakyat selain memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Temanggung, namun juga membawa dampak buruk bagi ekologi Kabupaten Temanggung yaitu meningkatnya penggunaan pupuk dan pestisida guna mendapatkan hasil tembakau dengan kualitas yang tinggi. Meningkatnya konsumsi pupuk dan pestisida, berdampak pada meningkatnya biaya produksi yaitu pada tahun 1984 sekitar Rp.800.000,00 sedangkan pada tahun 1991 sebesar Rp.1,800.000,00.