Kebijakan dan Implementasi Program Keluarga Berencana di Kota Semarang 1970-1999
Main Author: | Rachmadi, Muhammad Syahrianto |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4231/1/Muhammad%20Syahrianto%20Rachmadi.pdf https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4231/ |
Daftar Isi:
- Skripsi dengan judul “Kebijakan dan Implementasi Program Keluarga Berencana di Kota Semarang 1970-1999” ini mengkaji dan mengevaluasi pelaksanaan program itu selama masa Orde Baru. Sehubungan dengan hal itu, ada tiga permasalahan yang hendak dibahas. Pertama, proses pelaksanaan program KB dan hambatan yang dihadapi di Kota Semarang. Kedua, reaksi masyarakat Kota Semarang terhadap program tersebut. Ketiga, hasil-hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan program tersebut dari tahun 1970 sampai tahun 1999. Untuk mengkaji permasalahan-permasalahan itu, digunakan metode sejarah yang mencakup empat tahap kegiatan secara berurutan, yakni pengumpulan sumber (heuristik), kritik, interpretasi, dan penulisan sejarah (historiografi). Sementara pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis. BKKBN Kota Semarang dibentuk dengan tujuan mengoordinasikan pelaksanaan program KB. Lembaga tersebut telah tiga kali mengalami perbaikan dan peningkatan, baik dalam hal struktur organisasi, tujuan, maupun sasaran dan strategi pelaksanaan. Perubahan tersebut terjadi pada tahun 1970, 1980, dan 1990. Lembaga tersebut bertugas menyusun, menetapkan, dan melaksanakan strategi dan operasional pelaksanaan. Dalam tahun 1970-an, operasional pelaksanaan dilakukan dengan pendekatan wawanmuka atau door-to-door, yaitu dengan cara mendatangi rumah warga satu per satu. Selain pendekatan wawanmuka ada pendekatan lain yang digunakan, yakni pendekatan massa dan kelompok yang mulai dilakukan sejak pertengahan tahun 1970. Pada tahun tersebut, sebagian warga masyarakat Kota Semarang menolak program KB. Alasan kultural, keagamaan, dan sosial menjadi tiga alasan utama penolakan masyarakat. Sementara pada tahun 1980 sampai tahun 1990-an, dipergunakan pendekatan partisipatif aktif. Pendekatan itu mulai dilakukan bersamaan dengan diterapkannya Gerakan KB Mandiri tahun 1983. Pada periode 1980-an dan 1990-an, sebagian besar warga masyarakat telah dapat menerima program KB. Hal itu dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah peserta. Hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan program tersebut dari tahun 1970 sampai tahun 1999 ialah, pertama rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,2% per tahun, yang berarti lebih rendah 0,9% per tahun dibanding dengan angka pertumbuhan penduduk sebelum dilaksanakannya program KB. Kedua, rata-rata kelahiran menjadi sebesar 0,9% per tahun atau terjadi penurunan sebesar 0,5% dibanding dengan masa sebelum dilaksanakannya program KB. Ketiga, pandangan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), yang bertolak belakang dengan pandangan “banyak anak banyak rejeki”, dapat diterima masyarakat sebagai pandangan hidup baru.