Perkembangan Budidaya Kopi di Kabupaten Kendal Tahun 1992-2015
Main Author: | Rahmawati, Elita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4109/1/Elita%20Rahmawati.pdf https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4109/ |
Daftar Isi:
- Melalui metode sejarah yang terdiri dari pengumpulan sumber, kritik, interpretasi, dan historiografi, skripsi ini mengkaji mengenai Budidaya Kopi di Kabupaten Kendal Tahun 1992 sampai dengan 2015. Perkembangan budidaya kopi di Kabupaten Kendal tidak terlepas dari berkembangnya luas lahan dan hasil produksi kopi. Kabupaten Kendal yang merupakan salah satu wilayah di Pantura merupakan penghasil kopi terbesar kedua di Jawa Tengah. Daerah penghasil kopi di kabupaten ini meliputi Kecamatan Limbangan, Boja, Singorojo, Sukorejo, Patean, dan Plantungan. Kecamatan-kecamatan tersebut terletak di Kabupaten Kendal sebelah selatan yang merupakan daerah perbukitan sehingga ketinggian dan iklimnya cocok untuk pembudidayaan kopi. Jenis kopi yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Kendal antara lain jenis Robusta, Arabika, dan Excelsa atau Liberika. Dari ketiga jenis kopi diatas, kopi dengan lahan paling luas ialah kopi Robusta, yang memiliki luas lahan mencapai 2.85 8,36 hektar pada tahun 2015. Tahap budidaya kopi dimulai dari persiapan lahan, penanaman bibit, pemupukan, panen dan penanganan pasca panen. Petani kopi di Kabupaten Kendal tergabung dalam kelompok-kelompok tani yang dibentuk di kecamatan masing-masing. Biasanya terdapat sekitar 50 anggota lebih pada setiap kelompok tani. Kelompok tani ini memiliki struktur oraganisasi mulai dari ketua, sekertaris, dan bendahara serta satu orang PPL yang bertugas membimbing pembudidayaan kopi. Pada tahun 2015, terdapat 172 kelompok tani dan 30 PPL. Saat masa panen, petani menjual hasil panennya ke pedagang-pedagang yang ada di pusat kecamatan atau akan menyimpannya untuk dijual saat harga kopi tinggi. Belum adanya koperasi kopi menyebabkan petani menjual hasil panennya pada pengepul kopi yang ada di pusat kecamatan. Menurut petani, sejak tahun 2010-2015 harga kopi di Kabupaten Kendal cenderung stabil, berada di kisaran harga Rp25.000 perkilo untuk biji kopi yang utuh. Harga kopi di Kabupaten Kendal lebih rendah 1000-2000 dibandingkan dengan harga kopi yang ada di Kabupaten Temanggung, sehingga terkadang ada petani kopi yang menjual hasil panennya ke Temanggung. Peran pemerintah Kabupaten Kendal melalui Dinas Pertanian dan Pangan dalam hal budidaya kopi dapat dilihat melalui adanya bantuan baik berupa bibit, pupuk ponska, maupun alat produksi kopi yang berupa traktor dan huller. Selain itu, pendampingan petani oleh PPL dan adanya pelatihan atau wokrshop juga merupakan salah satu wujud perhatian pemerintah kabupaten kepada petani kopi di Kabupaten Kendal. Dengan adanya budidaya kopi ini, penduduk yang berprofesi sebagai petani kopi merasakan dampak besar terutama berkaitan dengan kehidupan ekonominya.