Pesantren dan Perubahan Sosial: Perkembangan Pondok Pesantren terhadap Perubahan Sosial di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Tahun 1990-2010

Main Author: Muiz, Abdullah
Format: Thesis NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4044/1/Abdullah%20Muiz.pdf
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/4044/
Daftar Isi:
  • Skripsi ini mengkaji tentang Pesantren dan Perubahan Sosial: Perkembangan Pondok Pesantren terhadap Perubahan sosial di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati Tahun 1990-2010. Skripsi ini disusun berdasar penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang mencakup empat langkah yaitu heuristik, kritik sumber,interpretasi, dan historiografi. Untuk membantu interpretasi, dalam skripsi ini digunakan konsep mengenai perubahan sosial. Penulis tertarik untuk mengkaji pondok pesantren dan perubahan sosial di Desa Kajen yang terkenal sebagai “Kampung Pesantren” pada tahun 1990-2010, alasannya karena selama kurun waktu 20 tahun yaitu dari 1990-2010 pesantren di Kajen telah mengalami perkembangan yang pesat. Hal itu dapat terlihat dari perkembangan fisik pesantren dan semakin meningkatnya jumlah santri yang mondhok di Kajen. Pada tahun 1990 terdapat 16 pesantren dengan jumlah santri 1.628 orang. Pada tahun 2010 pesantren di Desa Kajen mengalami peningkatan, jumlah pesantren di Kajen tercatat sebanyak 27 buah dengan jumlah total jumlah santri 3.397 orang. Pesantren di Kajen yang mempunyai pengaruh serta pengikut (santri) yang banyak tersebar di empat titik, Polgarut Selatan (K. H. Abdullah Zen Salam), Polgarut Utara (K. H. Sahal Mahfudz), Kulon Banon (K. H. Durri Nawani, Wetan Banon (K. H. Faqihudin). Pesatnya perkembangan pondok pesantren telah memberikan pengaruh terhadap perubahan sosial di Desa Kajen yang meliputi lima aspek kehidupan. Pertama, Perubahan dalam bidang keagamaan terlihat dari banyaknya masyarakat yang memasukkan anaknya di pondok pesantren dan menyekolahkan anaknya di madrasah di Desa Kajen. Kedua, perubahan dalam bidang pendidikan yaitu meningkatnya minat masyarakat pada pendidikan formal (madrasah). Sejak tahun 1990 masyarakat mulai sadar pentingnya pendidikan formal untuk masa depan anaknya. Ketiga, perubahan dalam bidang ekonomi yaitu meningkatnya fungsi pesantren (Maslakhul Huda) sebagai agen perubahan dalam bidang ekonomi. Pada tahun 1977 dibentuk BPPM sebagai wujud nyata partisipasi pesantren dalam mengatasi masalah ekonomi (kemiskinan) di Kajen, dan pada tahun 1997 BPPM mendirikan bank syari’ah. Keempat, perubahan dalam bidang politik yaitu menguatnya posisi santri di Desa Kajen sejak 1990. Hal ini terlihat dengan banyaknya posisi pejabat Desa yang diduduki oleh kalangan santri. Kelima, perubahan dalam bidang budaya yaitu terjadinya fenomena sosial keagamaan Habib Syekh yang menyebabkan perubahan budaya sholawatan tradisional (barzanjin) menjadi sholawatan modern (Habib Syekh).