KEAWETAN SUSU SAPI PERAH MASTITIS SUBKLINIS YANG DIBERI PAKAN SUPLEMEN KOMBINASI HERBAL DAN MINERAL PROTEINAT
Main Authors: | WULANDARI, DEWI, HARJANTI, DIAN WAHYU, HARTANTO, RUDY |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Online Access: |
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3939/1/COVER.pdf https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3939/2/BAB%20I.pdf https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3939/3/BAB%20II.pdf https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3939/4/BAB%20III.pdf https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3939/ |
Daftar Isi:
- DEWI WULANDARI. 23010114130216 2020. Keawetan Susu Sapi Mastitis Subklinis yang Diberi Pakan Suplemen Kombinasi Herbal dan Mineral Proteinat (Pembimbing) : DIAN WAHYU HARJANTI dan RUDY HARTANTO) Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen kombinasi herbal dan mineral proteinat terhadap keawetan susu yang dihasilkan sapi perah mastitis subklinis. Penelitian ini dilaksanakan di BPTU Mulyorejo Kabupaten Semarang pada tanggal 5 Oktober – 1 November 2017 Materi yang digunakan adalah 16 ekor sapi perah Friesian Holstein (FH) penderita mastitis subklinis dengan periode laktasi ke I – V, bulan laktasi ke 1 – 4, rata-rata bobot badan 416,82 ± 33 kg/ekor dan rata-rata produksi susu per masa laktasi 2.391,95 ± 544,1 liter. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola split plot in time dengan 4 perlakuan, 4 ulangan, dan 8 kali waktu pengamatan. Perlakuan yang diberikan yaitu T0 = pakan basal (rumput gajah + konsentrat), T1 = pakan basal + herbal (tepung daun pepaya 0,015% dari BB + tepung kunyit 0,015% dari BB), T2 = pakan basal + mineral proteinat (Zn proteinat dan Se proteinat yang masing-masing disesuaikan dengan kekurangan ternak hingga mencapai dosis Zn dan Se sebesar 2 kali rekomendasi NRC (2001)), T3 = pakan basal + kombinasi herbal dan mineral proteinat. Pemberian suplemen pakan dilakukan setiap pagi dan sore hari. Pengambilan sampel susu dilakukan saat pemerahan di pagi hari. Parameter yang diamati adalah pH susu, uji alkohol dan uji didih. Data uji alkohol dan uji didih dibahas secara deskriptif, pH susu di analisis menggunakan Anova dengan taraf signifikasi 5%. Jika diperoleh hasil yang signifikan, maka akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi pakan dan lama pemberian berpengaruh nyata terhadap pH susu, namun tidak ada interaksi di antara keduanya. Setelah perlakuan selama 21 hari, pH susu pada T2 dan T3 lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan T0 dan T1, dengan nilai pH tertinggi pada T3 yaitu 6,56. Nilai pH susu mengalami perubahan (P<0,05) seiring lamanya pemberian perlakuan. Uji Alkohol yang dilakukan pada jam ke 4 penyimpanan pada suhu ruang menunjukan bahwa hasil 100% negatif pada T1 mulai hari ke 15, T2 mulai hari ke 18, sedangkan T3 lebih cepat yaitu mulai hari ke 12. Uji Didih yang dilakukan pada jam ke 4 penyimpanan pada suhu ruang menunjukan bahwa hasil 100% negatif pada T1 dan T2 mulai hari ke 18, sedangkan T3 lebih cepat yaitu mulai hari ke 12. Simpulan dari penelitian ini yaitu suplementasi pakan herbal dan mineral proteinat yang digunakan secara kombinasi efektif memperbaiki keawetan susu setelah 12 hari pemberian.