HUBUNGAN ANTARA MORFOLOGI AMBING, PRODUKSI SUSU DAN KOMPONEN SUSU PADA SAPI FRIESIAN HOLSTEIN

Main Authors: DIAN, WIJAYANTI SOLECHAH, DIAN, WAHYU HARJANTI, RUDY, HARTANTO
Format: Thesis NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Online Access: https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3892/1/COVER.pdf
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3892/2/BAB%20I.pdf
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3892/3/BAB%20II.pdf
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3892/4/BAB%20III.pdf
https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/3892/
Daftar Isi:
  • DIAN WIJAYANTI SOLECHAH. 23010116120078. 2019. Hubungan antara Morfologi Ambing, Produksi Susu dan Komponen Susu pada Sapi Friesian Holstein (Pembimbing : DIAN WAHYU HARJANTI dan RUDY HARTANTO) Penelitian dilaksanakan pada 30 Juli – 30 Agustus 2018 di Kelompok Tani Ternak Wahyu Agung Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang dan Kelompok Tani Ternak Bumi Lestari Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang dengan ketinggian tempat ±1200 – 1500 mdpl. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara morfologi ambing, produksi susu dan komponen susu sapi FH. Materi yang digunakan yaitu 30 ekor sapi perah laktasi pada periode laktasi III – V dan bulan laktasi 3 – 4 dengan frekuensi pemerahan 2 kali setiap harinya, produksi susu rata-rata 11,50 ± 0,87 liter/hari. Pakan yang diberikan berupa rumput gajah dan konsentrat. Alat yang digunakan meliputi pita ukur, lactoscan, butyrometer, wadah ukur dan kamera. Metode yang digunakan yaitu pengukuran komponen ukuran-ukuran ambing saat ambing berada dalam volume kosong, produksi susu diukur dua kali sehari yaitu saat pemerahan pagi dan sore, sampel susu per sapi diambil untuk dianalisis komponen susunya. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan analisis regresi linier berganda. Analisis pertama dengan variabel dependen adalah produksi susu (Y) sedangkan variabel independennya adalah X1 = kedalaman ambing depan, X2 = kedalaman ambing belakang, X3 = panjang ambing, X4 = lebar ambing belakang, X5 = lebar ambing depan, X6 = jarak antar puting depan, X7 = jarak antar puting belakang, X8 = Jarak puting depan belakang (kanan), X9 = Jarak puting depan belakang (kiri). Analisis kedua dengan variabel dependen adalah produksi susu (Y) dan variabel independen yaitu X1 = lemak, X2 = protein, X3 = laktosa. Hasil penelitian menunjukan bahwa komponen ukuran ambing menunjukan hubungan yang nyata antara kedalaman ambing belakang (hubungan yang sedang R = 0,494), panjang ambing (hubungan yang kuat R = 0,625), lebar ambing belakang dan jarak antar puting depan (hubungan yang lemah R = 0,397, R = 0,367) dengan produksi susu. Model yang tepat digunakan untuk pendugaan produksi susu yaitu Y = 31,669 – 0,241 X3 – 0,261 X4 + 0,190 X2 – 0,469 X6 antara panjang ambing, lebar ambing belakang, kedalaman ambing belakang dan jarak antar puting depan dengan produksi susu (R = 0,597, R 2 = 0,357, P = 0,022). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kedalaman ambing depan, lebar ambing depan, jarak antar puting belakang dan jarak antar puting depan belakang kanan dan kiri. Keseluruhan analisis menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara komponen susu dan produksi susu. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu morfologi ambing (kedalaman ambing belakang, panjang ambing, lebar ambing belakang dan jarak antar puting depan) dapat digunakan untuk menduga produksi susu, sedangkan komponen susu tidak dapat digunakan untuk menduga produksi susu.