FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM MENJADI AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAMI PALEMBANG TAHUN 2015
Main Authors: | Sari, Yona, Rumiyatun, Rumiyatun |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Akademi Kebidanan Abdurrahman. Pusat Informasi dan Manajemen
, 2018
|
Online Access: |
http://www.ejournal.stikesabdurahman.ac.id/index.php/jkab/article/view/75 http://www.ejournal.stikesabdurahman.ac.id/index.php/jkab/article/view/75/81 |
Daftar Isi:
- According to the BKKBN data in 2011 reported a male participation in national BKKBN comprised only 1.6% of the acceptor taking 0.7% of male condoms, vasectomy acceptors taking 0.6%, 0.2% and hormonal methods of controlling sex 0, 1%. Family planning is an effort that set amount such that the number of births for both mother and baby, and the father and the family or community in question will not result in losses as a direct result of the birth. The research objective is Knowledgeable the factors that affect the participation of men in becoming acceptors in PuskesmasSukarami Palembang in 2015. This research method is quantitative with cross sectional approach. The study was conducted in men who are married with wives of reproductive age (20-49 years) 35 using questionnaires. Data was analyzed by Chi-Square statistical test to the limit of significance α =0.05. The results showed a 6 respondents (17.1%) who participate become family planning acceptors men and as many as 29 respondents (82.9%) who did not participate and become acceptors man, and there was a significant relationship between wives support to the participation of men become acceptors and there was no significant relationship between the number of children, education and knowledge with the participation of men become family planning acceptors. Menurut data BKKBN tahun 2011 melaporkan partisipasi pria dalam BKKBN secara nasional hanya 1,6% terdiri dari akseptor yang memakai kondom pria 0,7%, akseptor yang memakai vasektomi 0,6%, metode hormonal 0,2% dan pengendalian hubungan seks 0,1 %. Program keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Tujuan penelitian adalah Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan pria dalam menjadi akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2015. Metode penelitian ini secara kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada pria yang berstatus kawin dengan istri usia reproduktif (20-49 tahun) sebanyak 35 responden dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan uji statistik Chi-Square dengan batas kemaknaan α =0,05. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6 responden (17,1%) yang ikut serta menjadi akseptor KB Pria dan sebanyak 29 responden (82,9%) yang tidak ikut serta menjadi akseptor KB Pria, serta ada hubungan yang signifikan antara dukungan istri dengan keikutsertaan pria menjadi akseptor KB dan tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah anak, pendidikan dan pengetahuan dengan keikutsertaan pria menjadi akseptor KB.