HUBUNGAN PANJANG BOBOT PADA IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DALAM RANGKA PENGELOLAAN PERIKANAN DI PERAIRAN NUSA TENGGARA TIMUR

Main Authors: Sudrajat, Danu Sudrajat, Husen, Sugriwa, Putra, Anjar Kristansto
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP , 2021
Subjects:
Online Access: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi/article/view/9949
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi/article/view/9949/7610
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi/article/downloadSuppFile/9949/2649
Daftar Isi:
  • Penangkapan ikan di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) bersifat terbuka sehingga nelayan sering kali mengabaikan kelestarian sumber daya ikan meskipun sumber daya ini dapat pulih (renewable resources). Nelayan memiliki kecenderungan kapan dan di mana saja dengan bebas melakukan penangkapan termasuk ikan yang masih berukuran belum layak tangkap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis data biologis ikan cakalang yaitu komposisi ukuran, panjang berat, dan pertumbuhan sebagai referensi dalam menyusun pengelolaan perikanan cakalang di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT). Data biologi yang dikumpulkan adalah data panjang dan berat ikan. Data ini diperoleh dari hasil tangkapan pole and line. Selama penelitian, jumlah sampel ikan yang diukur panjang dan beratnya adalah sebanyak 900 ekor, dengan 10 ekor setiap pemancingan (setting). Model pertumbuhan yang dihasilkan untuk ikan cakalang di kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada setiap bulan penangkapan adalah b >3, menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan cakalang adalah alometrik positif, yang mana pertumbuhan berat lebih cepat dibanding pertumbuhan panjang. Rataan panjang cagak (FL) ikan cakalang yang tertangkap pada setiap bulan menunjukkan kecendrungan yang terus menurun. Nilai FL pada November 2019 sebesar FL 37 cm dengan berat 850 gr, sementara pada Maret 2020 ukuran FL lebih rendah sebesar 33 cm dengan berat 409 gr.Fishing in East Nusa Tenggara (NTT) is open access, so fishers often neglect the preservation of fish resources even though these resources are renewable. Fishers have a tendency whenever and wherever they are free to catch, including undersize fish. This study aimed to analyze biological data tuna, including the size composition, length-weight, and growth as a reference in preparing the skipjack fisheries management in the area of East Nusa Tenggara (NTT). Biological data collected are the length and weight of fish. The data were obtained from the pole and line landing place. During the study, about 900 fish samples was collected, with 10 fish per fishing (setting) to measure the individual length and weight. The growth model for skipjack in East Nusa Tenggara (NTT) on a monthly basis was b> 3, meaning that the pattern of growth of skipjack is positive allometric. The mean fork length (FL) skipjack tends to decline continuously. The parameter of FL indicates this trend to be 37 cm with a weight of 850 grams in November 2019, while in March 2020, it amounted to 33 cm and a lower weight of 409 grams.