APLIKASI MODEL SURPLUS PRODUKSI NON-EKUILIBRIUM PADA PERIKANAN LAYANG ( Decapterus macrosoma) DI LAUT JAWA

Main Authors: Atmaja, Suherman Banon, Sadhotomo, Bambang, Nugroho, Duto
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP , 2017
Subjects:
Online Access: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi/article/view/2327
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi/article/view/2327/4794
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi/article/downloadSuppFile/2327/419
Daftar Isi:
  • Ikan layang (Decapterus macrosoma) dikelompokkan sebagai ikan pelagis yang menyukai habitat oseanik. Kajian ini membahas pendugaan biomassa dengan pendekatan model surplus produksi (MSY) pada spesies layang berdasarkan himpunan data runtut CPUE dan produksi perikanan pukat cincin yang berasal dari Pekalongan dan Juwana selama kurun waktu 1976-2009. Analisis menggunakan pendekatan non-ekuilibrium dengan bantuan perangkat aplikasi ASPIC 7. Hasil penelitian menunjukan sejak tahun 1991 sampai dengan 2005, status biomassa cenderung terus menurun dan tingkat eksploitasi telah melampaui ambang batas untuk menentukan pengelolaan dengan besaran keseimbangan Fmsy dan Bmsy =1. Sejak 2006, penurunan secara drastis baik jumlah armada pukat cincin maupun aktivitas penangkapannya telah memberikan peluang terhadap pemulihan stok menuju tingkat biomassa optimal. Keterbatasan kemampuan pengendalian terhadap dinamika perikanan berakibat pada peningkatan upaya penangkapan, perubahan kapasitas maupun taktik penangkapan. Pergeseran teknologi tersebut cenderung lebih rasional untuk peningkatan produktivitas dan abai terhadap tingkat mortalitas penangkapan yang sedang berjalan (Ft). Untuk itu, upaya pengendalian yang lebih konservatif tentang risiko terhadap pembiaran pola eksploitasi yang sedang berjalan sangat diperlukan. Evaluasi terhadap jumlah armada aktif merupakan landasan untuk mendapatkan status pemanfaatan yang sedang berjalan dan penutupan izin masuknya armada baru merupakan tindakan pengelolaan patut dilakukan untuk memperbesar peluang pemulihan stok pada tingkat optimal.The scads (Decapterus macrosoma) were grouped into pelagic fish associated with oceanic habitat. This study deal with the estimation of biomass and MSY of shortfin scads base on CPUE and production of purse seiners fishery in Pekalongan and Juwana during 1976-2009. Analysis was carried out using non-equilibrium approach through programs package of ASPIC 7. The results showed that since 1991 to 2005, the trend of biomass continued to decline and exploitation rates exceed management benchmarks i.e. Fmsy and Bmsy = 1. Since 2006, drastic decline in number of purse seine and their activity indicates that the probability of recovery biomass to optimum level were increased. However, due to limited capacity on managing the dynamics of fishing activity under the scheme of productivity and ignoring the increasing fishing mortality (Ft), the biomass tends to decline. Therefore, revisiting the fisheries system on input control should be more rational to maintain fishing mortality at equal to Fmsy. A conservative approach on restrictive licencing for new entrance would be necessary to increase the probability of rebuilding the pelagic fish stock at optimal level.