DISPARITAS SANKSI PIDANA DALAM PERKARA ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN (Studi Putusan No. 26/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Plg dan Putusan No. 06/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Pwt)
Main Author: | Sitorus, Fyan Fryzano |
---|---|
Format: | Article eJournal |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
, 2019
|
Online Access: |
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/3678 |
Daftar Isi:
- Fyan Fryzano Sitorus, Prija Djatmika, Eny Harjati Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono No. 169 Malang fryzano@gmail.com ABSTRAK Tindak pidana bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja namun banyak tindak pidana yang dilakukan oleh anak, seperti tindak pidana pencurian dengan pemberatan dalam Putusan Pengadilan Negeri Palembang No.26/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Plg dan Putusan Pengadilan Negeri Purwokerto No.06/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Pwt. Rumusan norma yang berkaitan dengan ancaman pidana dalam KUHP kerap kali menimbulkan ruang terjadinya disparitas. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Apakah dasar pertimbangan hukum hakim dalam Putusan No.26/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Plg dan Putusan No.06/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Pwt? (2) Apakah yang menyebabkan terjadinya disparitas dalam Putusan No.26/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Plg dan Putusan No.06/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Pwt?.Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif dengan jenis pendekatan penelitian perundang-undangan dan pendekatan kasus. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertimbangan hukum hakim telah sesuai dengan aturan yang berlaku dan penyebab terjadinya disparitas pidana dalam Putusan No.26/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Plg dan Putusan No.06/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Pwt antara lain : sistem hukum yang dianut Indonesia, peraturan perundang-undangan Indonesia, faktor dari diri terdakwa, saksi korban serta teori tujuan pemidanaan yang digunakan hakim dalam putusan-putusan di atas. Kata Kunci : Disparitas Pidana, Anak, Pencurian Dengan Pemberatan ABSTRACT Crime is not restricted to adults, but it can also involve children. It is obvious in the following example where a child was involved in a theft with aggravation as in District Court Decision of Palembang Number 26/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Plg and District Court Decision of Purwokerto Number 06/Pid.Sus.Anak/2015PN.Pwt. The formulation of norm concerning criminal offense with aggravation in Criminal Code often sparks disparity. This research is focused on the following research problems: (1) what is the basic consideration of judges in passing the Decision Number 26/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Plg and Decision Number 06/Pid.Sus.Anak/2015/PN>Pwt? (2)What causes disparity between Decision Number 26/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Plg and Decision Number 06/Pid.Sus.Anak/2015/PN>Pwt? This is a normative juridical research employing statute and case approaches. The research result reveals that the consideration made by the judges are relevant to the existing law, while the disparity between the two decisions is due to legal system referred to in Indonesia, Indonesian legislation, factors coming from the defendant, witness of the victim, and the theory of objective of punishment referred to by the judges regarding the above decisions. Keywords: criminal disparity, child, aggravated theft offense