PENAFSIRAN HAKIM TERHADAP FRASA “SANGAT MELALAIKAN KEWAJIBANNYA” DALAM PASAL 49 AYAT (1) HURUF A UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (Studi Putusan Nomor 1008 K/Pdt/2008, 406/Pdt.G/2014/MS-Lsk, 0853/Pdt.G/2014/PA.Bjm d

Main Author: Parmestiya, Selly
Format: Article eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum , 2019
Online Access: http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/3610
Daftar Isi:
  • Selly Parmestiya, Rachmi Sulistyarini,S.H., M.H, Rumi Suwardiyati, S.H.,M.Kn Fakultas Hukum Universitas Brawijaya e-mail : sellyparmestiya@yahoo.co.id ABSTRAK Salah satu alasan pencabutan kekuasaan orang tua yaitu Ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya yang diatur dalam pasal 49 ayat (1) huruf a Undang-Undang Perkawinan. Namun dalam Undang-Undang Perkawinan tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut batasan frasa Ia sangat melalaikan kewajibannya yang dapat dijadikan alasan pencabutan kekuasaan orang tua, sehingga hakim dapat berbeda dalam menafsirkan dasar hukum yang digunakan untuk memutus perkara yang ditanganinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penafsiran hakim terkait frasa sangat melalaikan kewajibannya dalam Undang-Undang Perkawinan. Adapun jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Dari hasil penelitian dan pembahasan terkait penafsiran hakim terhadap frasa sangat melalaikan kewajibannya, mаkа dаpаt diketаhui bаhwа dаlаm memutus perkаrа pencаbutаn kekuаsааn orаng tuа terkait frasa Ia sangat melalaikan kewajibannya , hakim menggunakan interpretasi Sistematis dan Gramatikal. Terkait interpretasi Sistematis yaitu mengkaitkan Undang-Undang Perkawinan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dan Kompilasi Hukum Islam. Kemudian terkait interpretasi Gramatikal yaitu pertama dalam hal substansi, dimаnа аyаh dаn/ibu tidаk melаksаnаkаn kewаjibаn dаn tаnggungjаwаbnyа sebаgаi orаng tuа terhаdаp аnаk. Yang kedua terkait jangka waktunya yaitu 2 tаhun аtаu lebih yаng menyebаbkаn tidаk terpenuhinyа hаk-hаk аnаk. Kata Kunci: Pencabutan Kekuasaan Orang tua, Sangat Melalaikan kewajibannya ABSTRACT One of the reasons for the revocation of parental authority is he/she neglects his/her obligations to his/her children which is stipulated in Article 49 Paragraph (1) letter a of the Marriage Law. However, the Marriage Law does not further explain the limitations of the phrase “He/She neglects his/her obligations” which can be used as a reason for revocation of parental authority, so the judges can have different legal interpretation for deciding the case. This study aims to analyze the interpretation of judges related to the phrase “so negligent of his/her obligations” in the Marriage Law. The type of research used by the author is a normative legal research using statute approach and case approach. From the results of research and discussion related to the interpretation of the judge on the phrase “so negligent of his/her obligations”, even if it is neglected, the judge used systematic and grammatical interpretations. Related to systematic interpretation which links the Marriage Law to the Child Protection Law and the Compilation of Islamic Law. Furthermore, related to grammatical interpretation, namely: first, in the matter of substance, it is related to father and/or mother did not do his/her obligations and responsibilities as a parent to their child. Second, it is related to the period of time, which is 2 years or more that caused the rights of child do not fully fulfilled. Keywords: Revocation of Parental authority, So Negligent of his/her Obligations