PERILAKU TIDAK MEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2018 (Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kecamatan Kambera,Kabupaten Sumba Timur,Propinsi Nusa Tenggara Timur)
Main Author: | PUTRI ANGGRENY REMIJAWA, PUTRI |
---|---|
Format: | Research NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.apmd.ac.id/690/1/SKRIPSI_PUTRI%20ANGGRENY%20REMIJAWA_14520014.pdf http://repo.apmd.ac.id/690/ |
Daftar Isi:
- Pemilu merupakan salah satu ciri demokrasi dimana secara langsung rakyat dilibatkan dalam menentukkan pemimpinnya. Pelaksanaan pemilu di Indonesia selalu diwarnai dengan munculnya golongan putih. Di Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur ada warga yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Kepala Daerah karena masyarakat memiliki presepsi, pertama mereka tidak mengenal pasangan calon, kedua tidak suka dengan pasangan calon, ketiga tak mewakili kepentingan masyarakat, keempat masyarakat kurang memiliki kesadaran kritis. Karena adanya keempat isu pokok tersebut dan disebabkan kurang maximalnya sosialisasi dari pihak KPUD Sumba Timur sehingga masyarakat Kecamatan Kambera memilih untuk tidak menvoting pada saat pemilu. Rumusan masalah penelitian ini adalah ”Bagaimana terjadinya perilaku tidak memilih dalam pemilihan umum Kepala Daerah Gubernur Nusa Tenggara Timur tahun 2018”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan perilaku tidak memilih dalam pemilihan umum Kepala Daerah Gubenur NTT tahun 2018. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan dalam menentukan informan peneliti secara purposive dengan narasumber sebanyak 13 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis data secara kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatnya angka golput di Kecamatan Kambera yang sangat tinggi hingga mengalahkan angka kemenangan pasangan calon dikarenakan kendala dari informan yang perlu di perhatikan oleh pemerintah dan KPU untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada saat pemilu, dari pihak KPUD Sumba Timur sudah melakukan sosialisasi dengan membagikan selebaran, menyiarkan pengumuman di radio, bener-bener di tempat keramaian akan tetapi angka golput masih saja ada dan bahkan melewati angka kemenangan pasangan calon gubernur hal ini disebabkan dengan kurang maximal kinerja dari pihak KPU sehingga masih banyak masyarakat yang belum paham dengan pentingnya satu suara pada saat pemilu. Kurang maximalnya kinerja KPUD Sumba Timur dikarenakan kurangnya anggota KPU dalam melaksanakan tugas sehingga masih banyak masyarakat yang acuh tak acuh dengan pemilu dan masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi mereka sendiri karena mereka belum memahami pentingnya pemilu itu sendiri. Hal ini membutuhkan kerjasama yang baik antara pihak KPUD Sumba Timur dan pemerintah dalam mengatasi golput sehingga sosialisasi yang dilaksanakan KPUD Sumba Timur dengan maximal dan pihak KPU bisa terjun langsung ke lapangan untuk bertemu dengan masyarakat dan memberikan pendidikan pemilu agar masyarakat paham arti penting dari pemilu itu sendiri tidak tidak acuh tak acuh lagi.