Foreign Animation Films and the Rising of Anti-Multiculturalism among Parents
Main Author: | Leslie Retno Angeningsih, Rr. M.Sc., Ph.D |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.apmd.ac.id/1373/1/Foreign%20Animation.pdf http://repo.apmd.ac.id/1373/ https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/3309 |
Daftar Isi:
- Sebagai dampak globalisasi, film animasi asing seperti Shin Chan dari Jepang, Krishna dari India, Upin Ipin - dari Malaysia, Batman dan banyak lainnya dari Amerika Serikat sangat populer di Indonesia. Film-film seharusnya mewakili budaya masing-masing negara, sehingga orang dapat belajar multikulturalisme. Namun, film-film ini dapat pula berakibat sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana film animasi dari luar bisa berpengaruh pada peningkatan anti-multikulturalisme pada orang tua di Indonesia. Survey dilakukan pada orang tua yang memiliki anak TK atau SD di Yogyakarta. Hasil menunjukkan bahwa anak-anak lebih memilih untuk menonton film animasi asing dibandingkan dengan film dalam negeri. Mereka lebih cenderung untuk meniru bintang animasi favorit mereka dengan berperilaku keras, berbicara kasar, dan tidak hormat kepada orang tua. Akibatnya, orang tua cenderung menyalahkan anak-anak mereka perilaku yang berubah pada budaya asing sebagai buruk dan tidak sopan dibandingkan dengan budaya mereka sendiri. Alih-alih mendorong pemahaman yang lebih baik tentang multikulturalisme, film animasi asing telah meningkatkan anti-multikulturalisme di kalangan orang tua. Keywords: culture; socialization; ethnocentrism; anti-multiculturalism