Analisis Status Zat Besi Pada donor Darah Laki-laki Di Unit Donor Darah PMI Kabupaten Gunungkidul
Main Author: | Grace C D Tanamal |
---|---|
Format: | Book xiv, 40 hlm; 20x29cm |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
S2 Program Studi Ilmu Biomedik
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://perpustakaan.fk.ui.ac.id/new-opac/index.php?p=show_detail&id=19076 |
Daftar Isi:
- Latar belakang. Defisiensi besi adalah salah satu gangguan gizi yang palingumum di seluruh dunia dan ini bisa terjadi pada para donor darah laki-laki yangrutin. Seorang donor tetap diharapkan dapat menyumbangkan darahnya secarateratur dalam jangka waktu yang tertentu. Pada donor darah yang seringkalidiambil, dikhawatirkan pada suatu waktu dapat terjadi defisiensi besi, tanpaanemia. Dengan demikian menjadi perhatian utama para donor tersebut untukdilakukan skrining defisiensi besi yang bertujuan bagi para donor darah ini agartetap sehat dan terus mendonorkan darahnya. Metodologi. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada para donordarah laki-laki yang menyumbangkan darahnya pertama, kelima dan kesepuluhkali. Masing-masing donasi terdiri dari 25 orang yang diambil sampel darahnyauntuk dilakukan pemeriksaan hematologi darah lengkap dan pemeriksaan serumiron, TIBC, saturasi transferin dan feritin serum. Hasil. Didapatkan hasil pada donasi pertama, rerata kadar feritin adalah 91,78;pada donasi kelima terjadi peningkatan kadar feritin yaitu sebesar 111,49 dan menurun lagi pada kelompok pendonor donasi kesepuluh yakni 65,28. Hasil ujikruskal wallis menunjukkan ada perbedaan rerata yang bermakna antara kadarferitin pada donasi pertama, kelima dan kesepuluh kali (nilai p = 0,044). Simpulan. Terdapat penurunan cadangan besi tubuh (feritin serum) pada donasipertama dan kesepuluh. Semakin sering kita menyumbangkan darah dapat terjadidefisiensi besi tahap pertama yang kita sebut juga iron depletion. Karena itu perludiperhatikan pola makan atau status gizi dan juga suplemen yang diberikansesudah donor.Background : Iron deficiency is one of the most common nutritional disorder inthe world and this can occur in the routine male blood donors. A blood donor isexpected to donate blood regularly in a certain period of time. In routine blooddonors, it is feared that they could have iron deficiency without anemia. Thus theneed for screening these donors the iron status of these donors, becomes majorconcern to keep these blood donors healthy and can donate their blood intenslycontinue to donate blood.Methodology : This study used a cross-sectional design on the first, fifth andtenth times male blood donors. Each donation consists of 25 people who were testfor serum iron, total iron binding capacity ( TIBC), transferrin saturation andserum ferritin.Results : it is increasing in the first donation, the mean ferritin levels were 91,78,the fifth donation ferritin levels increase in the amount of 111,49 and declinedagain in the tenth donation donor group 65,28. Results of Kruskal Wallis testshowed significant difference between the mean ferritin levels at the firstdonation, the fifth and the tenth time (p = 0,044).Conclusion : There is a significant of serum ferritin in the first and tenth routinemale male blood donors. Therefore need to be considered diet or nutritional statusand iron supplements were given after the donor.