Model Intervensi -Gangguan kesulitan belajar
Main Authors: | Ika Maryani, Laila Fatmawati, Vera Yuli Erviana |
---|---|
Format: | Electronic Resource |
Terbitan: |
K-Media
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://elibrary.sekolahsabilillah.sch.id:80/slims_sdis_9/index.php?p=show_detail&id=1733 https://elibrary.sekolahsabilillah.sch.id:80/slims_sdis_9/repository/810266f9d1d43ec5e4265689c4b2ae47.pdf |
Daftar Isi:
- Siswa sekolah dasar memiliki karakteristik yang unik dan memiliki metode pembelajaran yang berbeda di seteiap jenjenagnya. Identifikasi karakteristik perlu dilakukan berdasarkan minat, bakat, tuntutan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik. Gangguan kesulitan belajar sering terjadi di sekolah dan salah satu penyebabnya adalah gaya belajar anak yang tidak sesuai, sehingga hanya 30% dari anak yang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, sedangkan sisanya 70% anak tidak terakomodasi oleh guru.Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku menuju perubahan tingkah laku yang baik, dimana perubahan tersebut terjadi melalui latihan atau pengalaman Problematika belajar anak terdapat 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal Adapun faktor internal siswa antara lain, sikap terhadap belajar,motivasi belajar,konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar dan menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi dan rasa peracaya diri siswa. Sedangkan faktor ekstrenal guru sebagai pembina siswa dalam proses belajar, tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penialaian, lingkungan sosial siswa di sekolah serta kurikulum sekolah. Kesulitan belajar sendiri diklasifikasian menjadi dua yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (development learning disabilities) dan kesulitan belajat akademik (academic learning disabilities). Identifikasi dan karakteristik peserta didik bisa dikenali setelah tiga bulan pertama pembelajran. Pencapaian hasil belajar bisa diperoleh dari tes formatif dan tes sumatif. Assesment formal dan informal juga perlu dilakukan. Assesmen formal oleh psikolog sekolah tentang kondisi keluarga, mengukur inteligensi dan perilaku melalui alat ukur terstandar, serta gambaran khusus tentang kelebihan dan kekurangan peserta didik. Sedangkan guru kelas dan orangtua memberikan informasi tentang perkembangan anak, ketrampilan yang diperoleh anak, motivasi, rentang perhatiannya, penerimaan sosial dan penyesuaian emosional dengan mengisi rating scale tentang perilaku anak. Adapun tes yang dilakukan bisa menggunkana tes inteligensi WISC-R (Intelligence Scale Of Children Revoieced), tes capaian hasil belajarbisa menggunakan Woodcock- Johnson Psycho Educational Batery, Peabody Individual Achievement Test (PIAT), Wide Range Achievemnet Test, Test of Language Development Primary (TOLD-P), Test of Written Language (TOWL), Adapaun penanganan kesulitan belajar perlu ditanganai dan untuk membantu individu yanag mengalami kesulitan belajar: Pertama, pengajaran remidial yaitu dengan mengindividuasi program pengajaran dan guru harus mampu memahami kekuatan dan kelebihan peserta didik. Disisi lain juga harus mengetahui emosi dan karakteristik peserta didik dan membantu menyelesaikan masalah belajarnya. Program remidial juga bisa dibuat berdasarkan kemampuan yang dimiliki individu sedikit demi sedikit dan baru disesuaikan dengan potensi yang dimiliki. Kemudian perlu juga mengontrol variabel yang mempengaruhi proses belajar seperti ketegasan gurum beban belajar pemdia pembelajran dan lainnya. Diantara bentuk pembelajaran remidial antara lain pelatihan atau penugasan pada ketrampilan yang belum dikuasai agar dapat dikuasai secara menyeluruh. Pelatihan penguasaan proses, pelatihan ini bertujuan untuk mengkoreksi penyimpangan yang terjadi dalam masa perkembangan seperti penyimpangan dalam pemusatan perhatian, ingatan, persepsi, berfikir dan berbahasa serta Pelatihan dan perilaku dan kognitif, pelatihan perilaku.