TINJAUAN SUBJEKTIVITAS INDIVIDU DALAM GAMBAR DI MEDIA SOSIAL

Main Author: Jasjfi, Elda Franzia
Format: Article info application/pdf eBook
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Desain Program Magister , 2021
Subjects:
Online Access: https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/9
https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/9/3
Daftar Isi:
  • Perkembangan teknologi saat ini telah mendekatkan jarak manusia dengan media sosial. Teknologi berada dalam genggaman tangan manusia modern masa kini, sehingga realitas yang dihadapi saat ini tidak hanya meliputi realitas yang dirasakan sebenar-benarnya dalam kehidupan manusia di dunia nyata namun juga realitas virtual yang muncul seiring sejalan dengan realitas nyata. Hal ini semakin menguat pada saat ruang gerak manusia semakin terbatas dalam kondisi pandemi COVID-19. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan ruang komunikasi dan interaksi dengan manusia lain. Ruang virtual yang dihuni melalui media sosial menjadi titik singgung dengan ruang realitas nyata pada saat ruang sosial dan ruang gerak realitas terbatasi. Media sosial menjadi ruang alternatif interaksi sosial manusia saat ini. Pada media sosial terdapat berbagai fungsi dan fasilitas yang memungkinkan pengguna untuk berbagi tulisan dan gambar, berinteraksi dalam bentuk like dan comment, serta fungsi berbagi (share). Media sosial dimanfaatkan sebagai media komunikasi personal, interpersonal, dan komersial. Eksistensi diri dalam ruang virtual media sosial terkait erat dengan bagaimana profil ditampilkan dan jumlah interaksi diri sebagai akun dengan akun lain yang tecermin dalam algoritma media sosial. Jejaring media sosial pada ruang virtual oleh Deleuze dan Guattari disebut sebagai konsep rizoma (Miller, 2011). Rizoma adalah batang tumbuh mendatar di bawah tanah, yang dalam konteks ruang virtual merupakan jejaring yang menghubungkan satu titik ke titik lain, memiliki variasi dan bersifat ekspansi, dinamis dan plastis. Perbedaan prinsip rigiditas dan fluiditas pada rizoma yang membedakan karakteristik media-media sebelumnya dengan media sosial dijelaskan lebih jauh (Piliang, 2020) sebagai garis-garis yang bersifat cair, lentur, takpasti, dan multidimensi. Prinsip plastisitas ini dijelaskan sebagai kemampuan mengubah bentuk, mengubah diri sendiri atau bahkan menghancurkan apa yang sudah diubah itu. Perubahan (change) adalah konsep sentral dalam plastisitas. Plastisitas terwujud dalam dinamika gambar di media sosial. Komunikasi dan interaksi melalui media sosial dilakukan melalui komunikasi verbal yang tertuang dalam bentuk teks dan melalui pertukaran gambar (image, foto) dan gambar bergerak (video). Penggunaan gambar pada media sosial merupakan bentuk komunikasi visual pada media sosial. Gambar digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu dari pemberi pesan (pemilik akun) kepada penerima pesan (pengguna lain yang mengakses akun tersebut). Saat ini terdapat berbagai alternatif media sosial yang dapat dipilih pengguna dengan perbedaan intensitas dan porsi gambar sesuai fungsinya, tetapi secara keseluruhan setiap media sosial memberi ruang bagi gambar untuk menyampaikan pesan. Gambar dalam desain komunikasi visual dapat mengandung banyak makna, yang dimaknai oleh diri sebagai creator dan komunikator, serta individu lain sebagai penerima. Tentu saja peran gambar dalam desain komunikasi visual sangat luas apabila ditinjau dari bentuk, tujuan dan media komunikasinya, tetapi pada tulisan ini difokuskan pada peran gambar di media sosial sebagai cerminan subjektivitas dan identitas individu dalam perspektif desain dan kebudayaan. Mengusung tema desain dalam Era Budaya Digital, tulisan ini akan mengupas desain dan subjektivitasnya dalam  media sosial dan menarik benang merah dari penelitian-penelitian yang dilakukan Penulis sebelumnya dan pengamatan Penulis terhadap fenomena media sosial saat ini. Masalah subjektivitas tidak bisa dilepaskan dari desain media sosial, karena media sosial merupakan grey area, di mana individu menjadikan ruang media sosialnya sebagai ruang individu yang terkadang disadari atau tidak disadari sekaligus ruang publik. Sebagai media komunikasi visual, situasi grey area ini menyebabkan kegaduhan-kegaduhan yang muncul saat ini dan surutnya batas antara yang personal dan sosial. Tinjauan tentang subjektivitas individu dalam gambar di media sosial ini berfokus pada gambar yang digunakan di akun media sosial personal. Pembahasan dilakukan dalam tiga bagian, yaitu dimulai dari pembahasan tentang peran gambar profil diri sebagai subjektivitas masyarakat tradisi dalam ruang virtual saat ini, dilanjutkan dengan gambar sebagai pembentuk personal branding melalui media sosial, dan bagaimana individu memanfaatkan gambar pada ruang virtual media sosial sebagai virtual diary sekaligus sebagai ruang interaksi sosial, yang masing-masing akan dijelaskan pada sub bagian pembahasan. Metode yang digunakan adalah analisis cultural studies dengan pendekatan desain komunikasi visual, dengan tujuan untuk menangkap fenomena budaya visual di era digital dan mengembangkan ruang pemahaman pengguna media sosial saat ini tentang aspek subjektivitas dalam keilmuan desain komunikasi visual.