Hubungan Antara Kadar Cystatin C Dengan Kreatinin Pada Pasien Yang Dirujuk Dengan Penurunan Fungsi Ginjal Di Laboratorium Bio Medika Jakarta Dan Tangerang Tahun 2018
Main Author: | Surani, Ayun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.binawan.ac.id/668/1/TLM-2018-AYUN%20SURANI%20repo.pdf http://repository.binawan.ac.id/668/ |
Daftar Isi:
- Saat ini pemeriksaan laboratorium yang paling sering digunakan untuk menguji fungsi ginjal adalah kreatinin baik kreatinin saja atau dikombinasikan dengan bersihan kreatinin. Beberapa faktor dapat mempengaruhi pemeriksaan kreatinin diantaranya massa otot, asupan daging, jenis kelamin, aktifitas fisik dan obat obatan. Cystatin C merupakan protein dengan berat molekul rendah (13kDa) tidak dipengaruhi oleh masa otot, jenis kelamin dan inflamasi. Penurunan ringan fungsi ginjal lebih cepat terdeteksi oleh Cystatin C daripada kreatinin, dilihat dari beberapa pasien yang periksa Cystatin C dan kreatinin menunjukkan bahwa rata – rata hasil Cystatin C meningkat sedangkan hasil kreatinin masih normal atau mengalami sedikit peningkatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar Cystatin C dengan kreatinin pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif studi korelasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2018. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 sampel pasien di Laboratorium Bio Medika. Data yang diperoleh diuji dengan uji korelasi Spearman’s. Dari hasil uji statistik didapatkan koefisien korelasi sebesar 0, 850. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar Cystatin C maka akan semakin tinggi juga kadar kreatinin di dalam darah pada pasien penurunan fungsi ginjal .