Daftar Isi:
  • Kecacingan masih merupakan masalah di Indonesia khususnya pada anak usia balita dan sekolah dasar (SD) meskipun tidak menyebabkan kematian, kecacingan mengakibatkan penurunan kondisi gizi, anemia, gangguan saluran pencernaan, penurunan kecerdasan hingga penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Tulisan ini membahas tentang perhitungan kehilangan nutrisi dan darah serta kerugian finansial akibat kecacingan. Penelitian observasional dengan desain cross sectional. Populasi dan sampel adalah 98 anak sekolah dasar kelas 1-6 yang bersekolah di SDN Manurung 1 Pagatan pada bulan Oktober 2014 (total sampling). Pemeriksaan sampel feses dilakukan secara langsung dan Kato Katz di laboratorium parasitologi Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu. Hasil ditemukan 31 sampel positif (31,63%) terdiri atas 22 Trichuris trichiura (22,45%), 1 Ascaris lumbricoides (1,02%), 4 mix A. lumbricoides dan T. trichiura (4,08%), 1 mix T. trichiura dan Hookworm(1,02%), 1 mix T. trichiura dan Hymenolepis sp (1,02%) dan 2 Enterobius vermicularis (2,04%). A. lumbricoides mengambil karbohidrat 0,14 gram/ekor/hari dan protein 0,035 gram/ekor/hari. T. trichiura menghisap darah 0,005 cc/ekor/hari dan Hookworm menghisap darah 0,2 cc/ekor/hari. Perhitungan rupiah, karbohidrat diasumsikan seharga beras Rp. 10.000/kg, protein seharga daging ayam Rp. 20.000/kg dan darah seharga Rp. 300.000/pak. Hasil perhitungan didapatkan kehilangan karbohidrat sebanyak 15,96 gram/hari senilai Rp. 159.6,- dan 5.745,6 gram/tahun senilai Rp. 57.456,-. Kehilangan protein sebanyak 3,99 gram/hari senilai Rp. 79,8,- dan 1.436,4 gram/tahun senilai Rp.28.728,-. Kehilangan darah sebanyak 11,54 cc/hari atau senilai Rp. 13.848,- dan 4.154 cc/tahun senilai Rp. 4.985.280,-.Total kerugian biaya akibat kecacingan adalah Rp. 14.087,-/hari, dan Rp. 5.071.464,-/tahun.