IMPLEMENTASI PEMBINAAN ROHANI NARAPIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA PALEMBANG

Main Authors: Muhammad Suma Amaruz Yusti, Mulyani Rahayu
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja , 2022
Online Access: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh/article/view/53888
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh/article/view/53888/23607
Daftar Isi:
  • Penitentiary is the most suitable place for prisoners to be able to change their behavior by increasing their religiosity. The purpose of this study was to determine the implementation of spiritual development in increasing the religiosity of narcotic inmates at the Women's Prison Class IIA Palembang and to determine the factors that hinder and encourage the implementation of spiritual development in increasing the religiosity of narcotic prisoners at the Women's Prison Class IIA Palembang. The study was conducted using a qualitative approach with interviews, observations and literature review. The results prove that an increase in spirituality is needed to teach new habits to prisoners. It was also found that the inhibiting factor was human resources and interest, while the driving factor was motivation and support from the surrounding environment and family.
  • Lembaga pemasyarakatan merupakan tempat yang paling cocok bagi para narapidana untuk dapat mengubah perilakunya dengan cara meningkatkan religiusitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pembinaan rohani dalam meningkatkan religiusitas narapidana narkotika pada LAPAS Perempuan Kelas IIA Palembang dan untuk mengetahui faktor yang menghambat dan mendorong implementasi pembinaan rohani dalam meningkatkan religiusitas narapidana narkotika pada LAPAS Perempuan Kelas IIA Palembang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara, observasi dan literature review. Hasil membuktikan bahwa peningkatan spiritualitas diperlukan untuk mengajarkan kebiasaan baru kepada para narapidana. Ditemukan pula bahwa faktor penghambat adalah pada sumber daya manusia dan minat sedangkan faktor pendorong adalah dari motivasi dan dukungan lingkungan sekitar serta keluarga.