Daftar Isi:
  • Kata Kunci : Model Pembelajaran, Bermain Peran, Motivasi Belajar, Pendidikan Agama Islam Model Pembelajaran bermain peran merupakan cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak daam diri siswa yang menimbulkan atau mendorong untuk lebih giat dalam belajar. Penerapan model pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI, untuk itu, maka ada dua fokus yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini, yaitu; pertama, Bagaimana penerapan model pembelajaran bermain peran unuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 2 Pademawu Pamekasan; kedua, Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 2 Pademawu Pamekasan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Informannya adalah Kepala Sekolah SMPN 2 Pademawu, Guru PAI, serta Siswa SMPN 2 Pademawu. Sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi dan uraian rinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, dalam penerapan model pembelajaran bermain peran mata pelajaran PAI di SMPN 2 Pademawu, terlebih dulu guru mempersiapkan RPP, selain itu, guru PAI juga harus membentuk kelompok dan juga mempersiapkan naskah atau dialog yang harus diperankan oleh peserta didik. Selanjutnya, guru memberikan waktu untuk peserta didik melakukan latihan sebelum tampil didepan kelas. Pada saat melakukan penampilan guru mengarahkan kelompok yang lain untuk memperhatikan agar setelah penampilan selesai, kelopok yang lain bisa memberikan tanggapan baik berupa pertanyaan, kritikan atau saran. Dan yang terkahir guru memberikan evaluasi baik terkait penampilan peserta didik maupun materi yang dijadikan tema pada saat itu; Kedua, faktor yang menjadi pendukung dalam penerapan model pembelajaran bermian peran yaitu antusias peserta didik, sarana yang memadai, kreatifitas guru. Sedangkan untuk faktor yang menjadi penghambat dalam penerapan model pembelajaran bermain peran yaitu keterbatasan waktu, sehingga kadang ada kelompok yang harus berhenti ditengah jalan saat melakukan penampilan karena sudah pergantian jam pelajaran. kurangnya persiapan siswa, sehingga kadang ada siswa yang masih tidak lancar dalam memerankan perannya bahkan terkadang ada yang lupa pada dialognya. Dan juga siswa merapa kurang percaya diri atau malu pada saat tampil didepan kelas.