DIMA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIK DIJUNJUANG PROSES PENYESUAIAN DIRI DI PERANTAUAN MEDAN
Main Author: | Fadoli, Risvan Siraj; IAIN Batusangkar |
---|---|
Other Authors: | IAIN Batusangkar |
Format: | Article info application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
UIN Sumatera Utara
, 2021
|
Online Access: |
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/almursyid/article/view/962 http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/almursyid/article/view/962/688 |
Daftar Isi:
- Suku bangsa Minangkabau adalah suku yang terkenal dengan kebiasaan merantau. Merantau di Mianangkabau merupakan suatu budaya yang telah terjadi sejak lama, dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Minangkabau, salah satu daerah rantauan orang Minangkabau adalah kota Medan. Artikel ini bertujuan menggambarkan proses penyesuaian diri masyarakat minangkabau dengan pepatah minang yaitu “dima bumi dipijak disitu langik dijunjuang”. Metode penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Etnografi yaitu pendekatan yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang budaya masyarakat dalam bentuk cara berpikir, cara hidup, adat, berperilaku, bersosial. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam pengamatan ini, metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi literature atau dokumentasi. Alat pengumpul data berupa peneliti, pedoman wawancara, dan alat rekam digital. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Spradlay dan teknik analisis hermeneutic. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri perantau minang terhadap bahasa adalah menggunakan bahasa indonesia untuk berkomunikasi agar mengurangi kesalahpahaman dalam berkomunikasi serta mengikuti aturan dan norma yang terdapat di negeri rantau. Kata kunci: Proses Penyesuaian Diri, pepatah minang, merantau.