Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove Di Desa Kelapa Pati Kabupaten Bengkalis
| Main Author: | Wardatul Hidayah |
|---|---|
| Format: | Masters |
| Bahasa: | ind |
| Terbitan: |
Program Pascasarjana Universitas Riau
, 2020
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://lib.pps.unri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=3844 http://lib.pps.unri.ac.id//lib/minigalnano/createthumb.php?filename=../../images/docs/Wardatul_Hidayah.PNG.PNG&width=200 |
Daftar Isi:
- RINGKASANWARDATUL HIDAYAH, NIM. 1710246729. Valuasi Ekonomi Ekosistem Mangrove di Desa Kelapa Pati Kabupaten Bengkalis. Dibimbing Rasoel Hamidy dan Trisla Warningsih.Desa Kelapa Pati adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis yang memiliki sumber daya berupa ekosistem mangrove. Permasalahan terkait dengan ekosistem mangrove di Desa Kelapa Pati adalah pengelolaan potensi ekosistem mangrove di kawasan tersebut yang masih belum optimal, mengingat banyak potensi ekosistem mangrove yang belum tereksplorasi dengan baik. Kebanyakan manusia khususnya para perencana dan pengambil keputusan menghargai nilai manfaat ekosistem alamiah hanya dari segi manfaat langsung (direct-use value), padahal nilai ekonomi total suatu ekosistem alamiah terdiri dari nilai penggunaan (use-value) dan nilai bukan penggunaan (non-use value). Hal tersebut akhirnya menyebabkan penilaian yang rendah terhadap keberadaan ekosistem alamiah, mangrove misalnya. Penilaian ekonomi ekosistem mangrove di Desa Kelapa Pati perlu dilakukan untuk memberikan gambaran tentang nilai ekonomi ekosistem mangrove di kawasan tersebut. Nilai tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan ekosistem mangrove agar tidak memberikan dampak buruk dan degradasi yang akan mengancam eksistensi ekosistem mangrove di masa mendatang. Selain analisis nilai ekonomi total ekosistem mangrove, pada penelitian ini juga dilakukan analisis kelembagaan pengelolaan ekosistem mangrove dengan menggunakan analisis para pihak. Analisis tersebut digunakan untuk memetakan pihak atau stakeholder yang memiliki pengaruh dan kepentingan di ekosistem mangrove Desa Kelapa Pati. Penelitian ini di laksanakan selama 1 bulan yaitu pada bulan November 2019 di ekosistem mangrove Desa Kelapa Pati Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis. Metode pendekatan penelitian valuasi ekonomi dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, sedangkan analisis kelembagaan dilakukan berdasarkan pendekatan kualitatif. Perhitungan nilai ekonomi total ekosistem mangrove pada penelitian ini ditentukan berdasarkan perhitungan nilai penggunaan dan nilai bukan penggunaan. Nilai penggunaan ditentukan berdasarkan penggunaan langsung, nilai penggunaan tidak langsung, dan nilai pilihan. Nilai penggunaan langsung ekosistem mangrove dihitung berdasarkan nilai flora dan nilai hasil perikanan di ekosistem mangrove Desa Kelapa Pati, sedangkan nilai penggunaan tidak langsung dihitung berdasarkan nilai ekologi yaitu nilai serapan CO2, nilai fisik yaitu nilai biaya pengganti untuk pembuatan tanggul, dan nilai intrusi yaitu nilai kebutuhan air tawar oleh masyarakat. Nilai pilihan pada penelitian ini dihitung berdasarkan nilai biodiversitas berdasarkan Ruintenbeek (1992). Nilai bukan penggunaan dihitung berdasarkan nilai keberadaan ekosistem mangrove dengan menggunakan Contingent Valuation Method (CVM). Analisis kelembagaan yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis para pihak yang dilakukan dalam kerangka Institutional Analysis Development (IAD).Nilai ekonomi total ekosistem mangrove di Desa Kelapa Pati adalah sebesar Rp 3.030.106.109 /tahun, nilai tersebut berasal dari nilai penggunaan langsung sebesar Rp 231.210.000 /tahun, nilai pemanfaatan tidak langsung sebesar Rp 2.306.522.455,28 /tahun, nilai pilihan sebesar Rp 1.903.162,5 /tahun, dan nilai keberadaan sebesar Rp 490.470.491 /tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai ekonomi tertinggi ekosistem mangrove di Desa Kelapa Pati berasal dari nilai penggunaan tidak langsung, sedangkan nilai terendah berasal dari nilai pilihan. Hasil analisis para pihak terhadap stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Desa Kelapa Pati menunjukkan bahwa stakeholder yang terlibat dalam dikelompokkan menjadi: Key player (Pengelola, Kepala Desa, Bupati, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi, dan Dinas Kelautan dan Perikanan), context setters (DRRD), crowds (Dinas PU, BAPPEDA, Dinas Perikanan, LSM, dan Perguruan Tinggi); dan subyek (masyarakat dan tokoh masyarakat). Nilai pemanfaatan tidak langsung ekosistem mangrove yang tertinggi merupakan potensi besar yang dimiliki, sehingga disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan potensi tersebut, misalnya dengan lebih menjaga keberadaan ekosistem mangrove di Desa Kelapa Pati. Hal tersebut dapat ditingkatkan misalnya melalui penanaman dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberadaan ekosistem mangrove, karena apabila keberadaan ekosistem mangrove tersebut hilang, maka nilai fungsi tidak langsung (fisik, intrusi, dan ekologi) yang dimiliki juga akan hilang. Hasil penelitian analisis para pihak yang menunjukkan bahwa BAPPEDA pada pengelolaan ekosistem mangrove di Desa Kelapa Pati memiliki pengaruh yang rendah. Peran BAPPEDA dalam suatu pengelolaan biasanya berkaitan dengan masalah pendanaan. Oleh karena itu untuk mencapai pengelolaan yang baik pada ekosistem mangrove di Desa Kelapa Pati disarankan untuk melibatkan stakeholder tersebut.Kata kunci: Analisis kelembagaan, ekosistem mangrove, Desa Kelapa Pati, nilai penggunaan, nilai bukan penggunaan, valuasi ekonomi.SUMMARYWARDATUL HIDAYAH, NIM. 1710246729. Economic Valuation of Mangrove Ecosystem in Kelapa Pati Village Bengkalis Regency. Direct by Rasoel Hamidy and Trisla Warningsih.Kelapa Pati Village is one of the villages located in Bengkalis Regency, Bengkalis Regency which has resources in the form of mangrove ecosystems. Problems related to mangrove ecosystems in Kelapa Pati Village are the management of the potential of mangrove ecosystems in the area which is still not optimal, given the many potentials of mangrove ecosystems that have not been explored properly.Most people, especially planners and decision makers calculate the benefits of natural ecosystems only in terms of direct-use value, whereas the total economic value of a natural ecosystem consists of use-value and non-use value. This eventually led to a low assessment of the existence of natural ecosystems, mangroves for example. Economic assessment of mangrove ecosystems in Kelapa Pati Village needs to be done to provide an overview of the economic value of mangrove ecosystems in the region. This value can to be used as reference in the management of mangrove ecosystems so as not to have adverse impacts and degradation that will threaten the existence of mangrove ecosystems in the future. In addition to analyzing the total economic value of mangrove ecosystems, an institutional analysis of the management of mangrove ecosystems was also carried out using stakeholder analysis. The analysis is used to map the parties or stakeholders who have influence and interest in the mangrove ecosystem of Kelapa Pati Village.This research was carried out for 1 month in November 2019 in the mangrove ecosystem of Kelapa Pati Village, Bengkalis District, Bengkalis Regency. The economic valuation research approach is based on a qualitative and quantitative approach, while the institutional analysis is based on a qualitative approach. Calculation of the total economic value of mangrove ecosystems in this study is determined based on the calculation of the use value and non-use value. Usage value is determined based on direct usage, indirect usage value, and choice value. The value of direct use of mangrove ecosystems is calculated based on the value of flora and the value of fishery products in the mangrove ecosystem of Kelapa Pati Village, while the value of indirect is calculated based on the ecological value of CO2 absorption, physical value of replacement costs for making embankments, and intrusion value of value needs fresh water by the community. The option value in this study was calculated based on biodiversity values based on Ruintenbeek (1992). Non-use values are calculated based on the value of the presence of mangrove ecosystems using the Contingent Valuation Method (CVM). The institutional analysis used in this study is a stakeholder analysis conducted within the framework of Institutional Analysis Development (IAD).The total economic value of mangrove ecosystems in Kelapa Pati Village is IDR 3,030,106,109 /year, the value comes from the direct use value of Rp 231,210,000 /year, the indirect value of use is IDR 2,306,522,455.28 /year, the option value in the amount of IDR 1,903,162.5 / year, and the the existence value is about IDR 490,470,491 /year. This shows that the highest economic value of mangrove ecosystems in Kelapa Pati Village comes from the value of indirect use, while the lowest value comes from the value of choice. The results of the analysis of the parties to stakeholders involved in the management of mangrove ecosystems in Kelapa Pati Village showed that the stakeholders involved in this were grouped into: Key players (Developer of mangrove ecosystem, Village Heads, Regents, DLHK of Province, and DLH of Regency), context setters (DRRD), crowds (Dinas PU, Dinas Perikanan, BAPPEDA, NGO, and University); and subjects (community and community leaders).The highest value of indirect use of mangrove ecosystems is a great potential that is owned, so it is advisable to maintain and increase that potential, for example by further maintaining the existence of mangrove ecosystems in Kelapa Pati Village. This can be increased, for example through planting and inviting the community to jointly maintain the existence of mangrove ecosystems, because if the existence of the mangrove ecosystem is lost, then the value of indirect functions (physical, intrusion, and ecology) that they have will also be lost. The results of the analysis of the parties showed that BAPPEDA in the management of mangrove ecosystems in Kelapa Pati Village had a low influence. The role of BAPPEDA in a management is usually related to funding issues. Therefore to achieve good management of the mangrove ecosystem in Kelapa Pati Village it is recommended to involve these stakeholders.Keywords: Institutional analysis, mangrove ecosystems, Kelapa Pati Village, use value. non- use value, economic valuation.