Kajian Potensi Cadangan Karbon Dan Serapan CO2 Pada Ekosistem Pesisir Di Bagian Timur Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau

Main Author: Teguh Heriyanto
Format: Masters
Bahasa: ind
Terbitan: Program Pascasarjana Universitas Riau , 2017
Subjects:
Online Access: http://lib.pps.unri.ac.id//index.php?p=show_detail&id=2882
Daftar Isi:
  • AbstrakKajian potensi cadangan karbon dan serapan CO2 pada ekosistem peisisr di bagian timur Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau telah dilaksanakan pada bulan April 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi cadangan karbon dan serapan CO2 pada ekosistem mangrove dan ekosistem lamun dengan kondisi aktivitas antropogenik yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai cadangan karbon di Stasiun 1 dan Stasiun 2 pada ekosistem mangrove adalah 4.632,69 ton/ha dan 4.935,84 ton/ha. Cadangan karbon di Stasiun 1 dan Staun 2 di ekosistem lamun adalah 73,24 ton/ha dan 73,05 ton/ha. Serapan CO2 pada ekosistem mangrove adalah 16.987,61 ton/ha (Stasiun 1) dan 18.098,10 ton/ha (Stasiun 2). Serapan CO2 pada ekosistem lamun adalah 268,54 ton/ha (Stasiun 1) dan 267,86 ton/ha (Stasiun 2). Potensi cadangan karbon pada ekosistem mangrove ditemukan di atas tanah berupa daun, cabang dan batang serta di bawah tanah pada akardari nilai tertinggi hingga terendah yakni terdapat pada bagian batang, akar, tidak ditemukan perbedaan potensi cadangan karbon antara AGC dan BGC. Potensis cadangan karbon tertinggi pada ekosistem lamun ditemukan pada biomassa vegetasi hidup dan disusul oleh serasah dan epifit. Dari penelitian tersesbut dapat disarankan bahwa ekosistem mangrove dan ekosistem lamun di bagian timur Pulau Bintan perlu dilindungi sebagai salah satu upaya mitigasi terhadap permasalahan pemanasan global.Kata kunci : Mangrove, Lamun, Cadangan Karbon, Serapan CO21 Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.2 Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.AbstractStudy of carbon stock and CO2 sequestration on coastal ecosystem of the eastern part of Bintan Island Kepulauan Riau Province has been conducted on April 2016. The potencies of carbon stock and CO2 sequestration within conservation area (Station 1) and anthropogenic area (Station 2) on mangrove ecosystem, also tourism area (Station 1) and conservation area (Station 2) on seagrass ecosystem were compared. The results showed that carbon stock in Station 1 and Station 2 on mangrove ecosystem are 4.632.69 ton/ha dan 4.935.84 ton/ha. The carbon stock in Station 1 and Station 2 on seagrass ecosystem are 73.24 ton/ha dan 73.05 ton/ha. CO2 sequestration on mangrove ecosystem are 16,987.61 ton/ha (Station 1) and 18,098.10 ton/ha (Station 2). CO2 sequestration on seagrass ecosystem are 268.54 ton/ha (Station 1) and 267.86 ton/ha (Station 2). The carbon stock potencies on mangrove ecosystem were found on above ground (leaf, branch and stem) and below ground (root), carbon stock potencies between above ground carbon (AGC) and below ground carbon (BGC) in mangrove ecosystem were not found. The largest carbon stock potencies on seagrass ecosystem in Station 1 and Station 2 were recorded on living biomass, followed on liters and epiphytes. It is suggested from this study that coastal ecosystem of the eastern part of Bintan Island need to be protected as one of the precaution to solve the future global warming issues.Keyword : Mangrove, Seagrass, Carbon Stock, CO2 Squestration.1 Student of Fisheries and Marine Science Faculty University of Riau, Pekanbaru.2 Lecturer of Fisheries and Marine Science Faculty University of Riau, Pekanbaru.