Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pemecahan Masalah Berdasar Penggolongan Tipe Kepribadian

Main Author: Sunarto, M.J. Dewiyani
Format: Proceeding PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/741/1/2010-OSIT-96.pdf
https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/741/
Daftar Isi:
  • Pemecahan masalah matematika diyakini merupakan salah satu materi penting dalam matematika sekolah, karena melalui pemecahan masalah matematika nampak manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari akan hal tersebut, maka sebagai pendidik harus senantiasa mengusahakan agar pemecahan masalah matematika dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pendekatan kepada peserta didik lebih secara pribadi, melalui kesadaran bahwa setiap manusia berbeda, baik perbedaan tingkah laku maupun terlebih pada perbedaan proses berpikir. Pendidik seharusnya mengetahui proses berpikir peserta didiknya, agar dapat merancang pembelajaran yang bersesuaian sehingga suasana belajar lebih terasa mudah dan menyenangkan bagi peserta didik. Perbedaan yang muncul pada setiap manusia, diyakini oleh para ahli psikologi akibat perbedaan kepribadian. Kepribadian yang berbeda pada setiap manusia, ternyata dapat digolongkan berdasar kesamaan kecenderungannya, hingga membuahkan penggolongan tipe kepribadian. Pada penelitian kali ini, penggolongan tipe kepribadian berdasar David Keirsey yang membagi menjadi 4 tipe, yaitu Rasional, Idealis, Artisan dan Guardian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata setiap tipe kepribadian mempunyai perbedaan profil proses berpikir dalam menyelesaikan masalah. Berdasar profil proses berpikir yang didapat, akan dibuat model pembelajaran berbasis tipe kepribadian. Dengan merancang Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pemecahan Masalah berdasar Tipe Kepribadian, maka model pembelajaran yang dibuat diharapkan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal, karena model pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing peserta didik menyebabkan peserta didik merasa segala sesuatunya berjalan dengan lancar, hingga diharapkan dapat menaikkan tidak hanya nilai pada materi pemecahan masalah, namun juga pada pemahaman peserta didik pada topik ini.