Daftar Isi:
  • Tari Remo merupakan tari selamat datang khas Jawa Timur yang menggambarkan karakter dinamis masyarakat Jawa Timur khususya Surabaya yang dikemas sebagai gambaran keberanian seorang pangeran. Gerakan tari Remo tersebut diperoleh dari dalam jiwa seseorang dan emosi orang Jawa Timur Tari Remo sendiri lahir di daerah Kecamatan Diwek, Desa Ceweng Kabupaten Jombang pada tahun 1850, awalnya tarian ini diciptakan oleh beberapa pengamen tari pada saat itu. Pada era Cak Durasim pada tahun 1927 tari Remo dibawah ke Surabaya yang disajikan dalam pembukaan pementasan seni theater Ludruk. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang makna dari gerakan Tari Remo tersebut. Oleh karena itu menarik minat masyarakat untuk melestarikan budaya lokal dengan kondisi budaya Indonesia yang mulai di geser oleh nilai-nilai budaya luar agar tidak terkikis oleh zaman. Perkembangan zaman saat ini semakin maju, terutama masyarakat yang tinggal di kota besar kurang mengetahui dan memahami tentang kesenian tari tradisional Remo tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya wawasan tentang kesenian tari tradisional yang termakan oleh zaman modern saat ini, karena pelestarian budaya yang semakin kurang diminati. Tergesernya seni tradisional oleh perkembangan jaman dapat dipahami, karena pemaparan ke masyarakat kurang informatif. Adapun tujuan dari peneliti adalah merancang buku photography story tari Remo sebagai upaya melestarikan kesenian tari tradisional Surabaya dengan memfokuskan kepada makna dari sebuah gerakan serta makna yang terkandung didalam gerakan tersebut. Dari hasil analisis data tersebut maka konsep yang diperoleh adalah Ekspresif yang mempunyai arti sebagai sebuah gambaran atau ungkapan kesenian tradisional tari Remo. Dengan demikian Photography Story tari Remo dirancang oleh peneliti sebagai bukti melestarikan kesenian tari tradisional Surabaya yang memiliki nilai-nilai budaya otentik yang kuat.